Berita Sumba Timur
Penyakit Babi Mewabah, Fraksi PDIP dan NasDem Sumba Timur Minta Pemerintah Segera Bertindak
"Kita juga minta masyarakat tidak jual ternak babi yang sakit serta menyembelihnya. Kami juga lakukan vaksinasi
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/WAINGAPU - Fraksi PDIP dan Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Sumba Timur meminta pemerintah setempat agar menangani kasus penyakit yang menyebabkan ribuan ekor babi mati.
Fraksi PDIP dan Fraksi Partai NasDem menyampaikan hal ini dalam pemandangan umum fraksi saat sidang paripurna DPRD Sumba Timur, Senin (20/7/2020).
Fraksi PDIP dalam pemandangan umum yang dilaporkan oleh John David,S.H mengatakan, virus African Seine Fever (ASF) yang saat ini membuat ribuan ekor babi mati di Sumba Timur sangat meresahkan masyarakat karena nota bene masyarakat Sumba Timur adalah peternak. "Fraksi PDIP Sumba Timur menyarankan agar Pemerintah Kabupaten Sumba Timur melakukan vaksinasi pada ternak babi," kata John.
Selain itu, Fraksi PDIP juga meminta agar pemerintah mensosialisasikan kepada masyarakat supaya tidak mengkonsumsi daging babi yang mati akibat ASF.
"Bangkai babi yang mati juga jangan dibuang sembarangan, tetapi dikubur sehingga tidak menyebabkan virus pada ternak babi yang lain," katanya.
• Kenapa Indonesia Ambil Vaksin dari Cina untuk Diuji Klinis di Bandung ? Ini Alasannya INFO
Sementara Fraksi Partai NasDem dalam pemandangan umum fraksi yang dilaporkan oleh Umbu Yanto Diki Dongga,S.H meminta pemerintah melakukan vaksinasi pada ternak babi di seluruh wilayah Sumba Timur.
"Kami jug mint pemerintah tingkat kabupaten, kecamatan, kelurahan dan desa menindak tegas pelaku pembuang bangkai babi dan jika peu siapkan lokasi tempat menguburkan ternak babi yang mati akibat ASF," kata Umbu Yanto.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sumba Timur, Ir. Yohanis Radamuri yang dikonfirmasi ,Rabu (22/7/2020) mengatakan, kematian ternak babi di Sumba Timur awalnya berasal dari Kecamatan Lewa Tidahu pada Maret 2020 lalu, kemudian menyebar ke sejumlah kecamatan.
"Kami terus imbau kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan kandang, menyemprot dengan disinfektan minimal satu kali dalam sehari," kata Yohanis.
Dikatakan, selain itu, pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat agar memberikan makanan yang sehat pada ternak babi serta tidak membuang bangkai babi yang mati di sembarang tempat, melainkan harus dikuburkan.
• Pembunuhan Editor Metro TV, Ini Pria Misterius yang Dilihat Saksi Ternyata Orang Dekat Pacar ?
"Kita juga minta masyarakat tidak jual ternak babi yang sakit serta menyembelihnya. Kami juga lakukan vaksinasi," katanya.
Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbilijora,M.Si dalam jawaban pemerintah terhadap pemandangan umum Fraksi-fraksi DPRD Sumba Timur mengatakan, kematian ternak babi di Sumba Timur dicurigai akibat virus ASF , karena tanda-tanda klinis menjurus ke ASF.
"Saat ini hasil pemeriksaan sampel yang dikirim ke Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBEVet) Denpasar belum ada," kata Gidion.

Area lampiran