Pengecer Terima Dari 'Tangan Kedua' Harga BBM di Lembata Melonjak

Kelangkaan BBM di Lembata masih terus terjadi. Dampaknya harga BBM berupa Premium dan Pertalite pun melonjak drastis

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Ricko Wawo
Suasana antrean di SPBU Kompak Lamahora pada Rabu (22/7/2020) 

POS-KUPANG.COM | LEWOLEBA -  Kelangkaan BBM di Lembata masih terus terjadi. Dampaknya harga BBM berupa Premium dan Pertalite pun melonjak drastis pada kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 50 ribu per satu botol. Ada juga pengecer yang menjualnya dengan takaran tidak sampai setengah botol.

Lonjakan harga ini semakin membuat warga kesulitan mendapatkan bahan bakar dengan harga terjangkau.

Penelusuran Pos Kupang, Rabu (22/7/2020), ada pengecer yang membeli premium dan pertalite dari tangan kedua.

Ini Alasan Pemerintah Kota Kupang Luncurkan Kelurahan Tangguh di Liliba

Antrean yang panjang dan berjubel ternyata mengharuskan sejumlah pengecer harus membeli dari tangan kedua atau dengan kata lain terjadi transaksi jual beli antar pengecer.

Hal ini diakui beberapa pengecer yang ditemui di tempat mereka menjual. Salah satunya adalah Agata Hana yang bersama suaminya menjual premium dan pertalite di bilangan Lamahora.

Menurutnya, karena kesulitan mengantre di SPBU Kompak Lamahora, dia dan suaminya terpaksa membeli dari sejumlah orang yang sudah terlebih dulu mendapat premium atau pertalite langsung dari SPBU.

Wakil Walikota Kupang Serahkan Bantuan Liturgi

Hal ini, lanjut Agata, jamak terjadi di kalangan para pengecer. Dampaknya, harga premium dan pertalite ini melonjak di masa kelangkaan BBM seperti sekarang.

"Kalau antre itu susah sekali, kita tunggu dari pagi (SPBU) dibuka sampai jam 11 atau jam 12 siang baru bisa dapat. Itu pun dengan stok yang sangat terbatas," katanya.

Jika langsung mengantre di SPBU Kompak Lamahora, dia dan suami biasa mengisi premium atau pertalite di sepeda motor matic milik mereka lalu kemudian dengan menggunakan selang premium atau pertalite tersebut disedot dari tangki motor ke dalam botol-botol untuk dijual.

Namun, karena situasi kelangkaan saat ini, mereka membelinya dari tangan kedua. Transaksi biasa mereka lakukan langsung di luar SPBU.

Dia menyebutkan saat ini dari tangan pertama mereka mendapat satu liter premium dengan harga Rp 25 ribu.

Sedangkan pertalite diperoleh dengan harga Rp 30 ribu. Jadi, kepada konsumen atau pengendara, premium dijual dengan harga Rp 30 ribu dan pertalite dijual dengan harga Rp 35 ribu.

Itu pun takarannya tidak sampai penuh botol. "Jadi kami bisa untung 5 ribu rupiah per botol," tandasnya.

Dia mengakui sudah seminggu ini harga BBM melonjak di eceran karena stok di SPBU juga menipis.

Manajemen SPBU juga memberi batasan bagi pengisian di sepeda motor, mobil atau jeriken.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved