Pengamat Politik Ahmad Atang : Dukungan Tidak Selalu Inheren dengan Hasil Pilkada

bahwa fenomena sepinya calon independen bukan hanya terjadi di NTT namun hampir merata di suluruh Indonesia.

Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Pengamat Politik Ahmad Atang :  Dukungan Tidak Selalu Inheren dengan Hasil Pilkada
POS KUPANG/NIA
Dr. Ahmad Atang, MM

Pengamat Politik Ahmad Atang : Dukungan Tidak Selalu Inheren dengan Hasil Pilkada

POS-KUPANG.COM I BETUN--Pengamat Politik dari Universitas Muhammadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang mengkritisi soal minimnya figur yang mencalonkan diri maju di Pilkada melalui jalur perseorangan atau independen.

Dalam kacamata politiknya, Ahmad Atang menilai bahwa fenomena sepinya calon independen bukan hanya terjadi di NTT namun hampir merata di suluruh Indonesia.

Ahmad Atang, dihubungi Pos-Kupang melalui telepon ke Kupang, Selasa (21/7) menegaskan bahwa sepinya calon independen  dipengaruhi oleh beberapa sebab.

Dirinya menyebut bahwa  adanya faktor menguatnya politik oligarki  yang ditandai dengan politik uang,  politik dinasti,  upaya borong partai yang menghasilkan calon tunggal dan dinamika demokrasi ditentukan oleh para elit.

Selain itu,  rumitnya persyaratan yang membebani calon perorangan sehingga dirasakan sebagai upaya terselubung untuk meniadakan keinginan masyarakat melalui jalan ini.

Lebih dari itu, jelas Atang, adanya pragmatisme partai politik yang akan mendukung figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi dengan tidak mementingkan kader atau non kader.

Sungguhpun begitu,  di NTT terdapat di beberapa daerah adanya calon independen namun banyak yang gugur di tengah jalan karena terkendala syarat yang tidak terpenuhi, sehingga hanya dua kabupaten saja yang memiliki calon independen.

Untuk memuluskan langkah calon independen, katanya,  tentu banyak hal yang harus dilakukan,  karena syarat dukungan tidak selalu inheren dengan hasil pilkada.

Kerja politik calon independen bersandar pada loyalitas basis dukungan dan jaringan yang dibangun secara swadaya.  Berbeda dengan partai politik yang memiliki infrastruktur hingga di desa,  sehingga mobilisasi menjadi mudah dikoordinasikan.

Bawaslu Belum Terima Laporan Pelanggaran Terkait Tahapan Coklit Data Pilkada Serentak di NTT

Pertamina Bantu Ratusan Paket Sembako dan APD Untuk Warga Kelurahan Alak Kupang

Simak Kronologi Dua Bidan Terkonfirmasi Positif Covid-19, Dikhawatirkan Transmisi Lokal

Sementara calon perorangan mengandalkan kerja sosial yang dibangun atas dasar relasi sosial,  kekerabatan dan empati publik.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved