Aplikasi Tik Tok Dianggap Bahaya dan Mulai Dilarang, Ditinggalkan Amerika Data Pengguna Bisa Bocor
Di Amerika sudah mulai menganjurkan agar warganya tidak lagi bermain Tik Tok, sementara di India Tik Tok juga mulai ditinggalkan
Kepemilikan China atas TikTok membuat aplikasi ini menghadapi banyak sorotan terkait penanganan data penggunanya. India telah melarang TikTok dan aplikasi Cina lainnya pada bulan Juni.
TikTok telah menjelaskan bahwa data penggunanya disimpan di AS dengan salinan cadangan di Singapura. Sementara salah satu sumber Reuters yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa data pengguna TikTok disimpan di Google Cloud pusat data yang berbasis di Virginia. Google tidak menjawab saat dikonfirmasi.
Namun, itu tidak akan menghentikan Pompeo dari kemungkinan pelarangan TikTok di AS.
Pada hari Jumat, Komite Nasional Partai Republik AS meminta anggotanya melalui email untuk tidak mengunduh TikTok. Demikian pula dengan Komite Nasional Demokratik (DNC).

DNC telah memberi saran kepada staf kampanye selama berbulan-bulan untuk tidak menggunakan TikTok pada perangkat pribadi mereka dan untuk menggunakan telepon dan akun yang terpisah jika mereka menggunakan platform untuk pekerjaan kampanye karena jumlah data yang dilacak.
November lalu, pemerintah AS meluncurkan tinjauan keamanan nasional terhadap pemilik TikTok yakni ByteDance Technology saat mengakuisisi aplikasi media sosial AS, Musical.ly senilai US$ 1 miliar.
Sebagian Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Larangan terhadap penggunaan TikTok semakin meluas https://internasional.kontan.co.id/news/larangan-terhadap-penggunaan-tiktok-semakin-meluas?page=all