Etika Kembali Gelar Webinar Kedua, Rudi Rohi Minta Dukungan Lima Aktor
Etnis Tionghoa Kupang (ETIKA) kembali melaksanakan WEBINAR kedua bertemakan "NTT Menuju Pooled q-PCR Method Test Cepat Massal Cegah Covid-19".
Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
Dikatakannya, aspek untuk luar NTT bila NTT punya lab tersebut. Maka NTT bisa menjadi penyangga bagi kepadatan persoalan yang ada di Jawa atau Ambon dan Papua. Bayangkan di Jatim saat ini kewalahan menangani ini, NTT bisa membantu memeriksa mereka.
"Kalau misalnya punya lab, kita bisa bantu Jatim untuk membuat pemetaan, atau juga membantu Ambon. Secara kedalam bagi provinsi NTT sangat bermanfaat tapi secara keseluruhan juga bisa sangat mendukung provinsi lain, dari NTT untuk Indonesia," tuturnya.
Agar semua ini dapat berjalan kata Rudi, sangat membutuhkan dukungan semua pihak. Ini model tata kelola pentahelis.
Dimana ada lima aktor yaitu pemerintah, bisnis, akademia atau kampus, media dan masyarakat.
Dari sisi pemerintah sebagai pemegang otoritas dan pengelola anggaran, sangat butuh dukungannya. Karena dengan otoritas dan anggaran pemerintah maka bisa membiayai dan menjalankan lab ini.
Sementara ide dan metode sudah ada dari forum akademia dan sudah dipublikasikan oleh media bahwa betapa penting dan sangat dibutuhkan lab ini untuk kepentingan menghadapi pandemi dan epidemi yang lain.
Bisnis juga, lanjutnya, sudah berkontribusi dengan merancang berbagai kegiatan dengan pembiayaan mereka untuk mendukung dan mempercepat pembuatan lab ini.
Termasuk etika bekerja sama dengan pos Kupang untuk mensosialisasikan ini. Aktor terakhir masyarakat tinggal diminta agar mengawasi ini sehingga proses berjalan lancar dan juga masyarakat berpartisipasi dalam menyukseskan tes massal.
"Ide dari teman-teman forum sudah disampaikan ke Bapak Gubernur dan bahkan sudah dipresentasikan ke dinas-dinas teknis. Pak gub sangat antusias dan bersemangat tapi dalam perjalanan proses di birokrasi agak lambat karena berhadapan dengan adaptasi antar manusia, regulasi yang harus dipenuhi karena menyangkut uang negara. Untuk mengelola itu membutuhkan komunikasi dan mediator untuk menghubungkan para aktor dalam satu meja ini tidak mudah, sehingga menyebabkan proses kemudian berjalan lambat. Belum ditambah lagi intrik-intrik politik yang dilakukan sejumlah oknum dalam birokrasi yang semakin melambat proses ini. Tapi pak gub sejak tahu tentang ide ini beliau sangat ingin bekerja cepat agar punya lab, karena tahu betul lab ini bermanfaat tidak hanya untuk penanganan Covid-19," tuturnya.
Untuk itu ia mengajak agar besik semakin banyak yang bergabung dalam Webinar sehingga ide ini bisa diawasi oleh banyak orang.
• HEBOH! Data Pribadi Denny Siregar Dibobol, Pelakunya Diduga Karyawan Telkomsel, Motifnya Dendam?
• Salah Satu Kandidat Kuat jadi Presiden Korsel yang juga Wali Kota Seoul Tewas Bunuh Diri, INFO
• HLF Galang Dana Untuk Pembangunan Panti Asuhan Eugene Schmith
"Hari ini kita semua sudah berada di jalur yang benar, untuk bersemangat kontribusi. Sekarang tinggal mendorong pemerintah, semua telah berkontribusi mari pemerintah kita sama-sama berkontribusi untuk membangun daerah kita," tuturnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).