News
Pemkab Manggarai Target Kasus Stunting Nol Persen, Ini yang Dilakukan Bupati Deno Kamelus
Bupati Manggarai, Deno Kamelus, mengakui kasus stunting di daerah itu mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai 2018.
Penulis: Robert Ropo | Editor: Benny Dasman
Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Robert Ropo
POS KUPANG, COM, RUTENG - Bupati Manggarai, Deno Kamelus, mengakui kasus stunting di daerah itu mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai 2018.
"Stunting merupakan suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama serta terjadinya infeksi berulang," ujar Bupati Kamelus ketika membuka Kegiatan Rembuk Percepatan Penurunan Stunting dan Launching Dokumen Rad Pangan & Gizi Tingkat Kabupaten Manggarai di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Senin (25/6).
Bupati Kamelus mengakui kondisi stunting di Manggarai dapat dilihat dari Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, di mana persentasi stunting di Manggarai sebesar 58,8%.
Angka ini kemudian memacu Pemda Manggarai bersama semua sektor terkait untuk meluncurkan intervensi program kegiatan yang bisa mengarah pada penurunan angka prevalensi stunting.
Dikatakannya, atas kerja keras semua sektor itu, maka angka prevalensi stunting Manggarai berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, dimana prevalensi stunting Manggarai sebesar 43,3% atau mengalami penurunan dari tahun 2013 lalu.
Bupati Kamelus bersama semua sektor akan terus berusaha untuk menekan angka prevalensi stunting ini dengan harapan angka stunting nol persen.
Berdasarkan data aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) secara elektronik, kasus stunting menyebar di 12 kecamatan di Manggarai dengan total kasus balita stunting 6.184 orang dari total balita yang diukur sebanyak 26.331 orang (23,48%).
Kecamatan Ruteng memiliki kasus tertinggi stunting dengan jumlah 1.233 kasus balita stuting, disusul Kecamatan Cibal (831 kasus), Rahong Utara (733 kasus), Satar Mese (531 kasus), Wae Rii (516 kasus), Satar Mese Barat (484 kasus), Lelak (442 kasus), Satar Mese Utara (404 Kasus), Langke Rembong (321 kasus), Reok Barat (308 kasus), Cibal Barat (200 kasus) dan Reok (181 kasus). *