ETIKA Webinar Metode Cepat Tes Massal

ETIKA bekerjasama dengan Forum Academia NTT ( FAN) mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan Corona ( Covid-19)

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Konferensi pers yang dilakukan bersama Forum Academia NTT (FAN), David Kenanbudi selaku perwakilan Aksi ETIKA 

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Etnis Tionghoa Kupang ( ETIKA) bekerjasama dengan Forum Academia NTT ( FAN) mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan dan penanganan Corona ( Covid-19).

ETIKA menyelenggarakan webinar dengan topik Metode Cepat Tes Massal Covid-19, hari ini Sabtu (4/7). Kegiatan secara virtual menggunakan aplikasi zoom meeting itu dimulai pukul 16.00 Wita.

Perwakilan Aksi ETIKA, David Kenanbudi menjelaskan bahwa webinar wajib diikuti masyarakat NTT agar tahu tentang mekanisme dari suatu tes massal yang berkaitan dengan Covid-19.

"Kalau mereka tahu dan merasa penting, mereka akan mengerti sehingga tidak takut ketika nanti akan dites," kata David saat jumpa pers di Klinik Kupang Graha Medika, Jumat (3/7/2020).

Bank Indonesia Peduli UMKM NTT

Perwakilan FAN, Rudi Rohi dan Ben Tarigan menyampaikan beberapa hal terkait metode cepat tes massal. Menurut Rudi, apa yang dilakukan oleh tim lintas disiplin bisa memberi kontribusi dalam membantu pemerintah menanggulangi Covid-19.

Metode tes massal yang dikenal dengan nama Pooled-qPCR ini muncul atas dasar kegelisahan terhadap pemeriksaan Covid-19 yang selama ini terjadi di NTT. Ada tiga hal yang menjadi pertimbangan metode tes massal, yakni akurat, cepat dan harga terjangkau.

Irjen Hamidin Puji Keindahan Laut NTT, Nyelam Sampai 12 Jam

Akurat, kata Rudi, karena hasil rapid sendiri tidak bisa seakurat swab test. Tingkat penularan tertinggi hanya bisa dideteksi akurat dengan swab. Selain itu, dikatakan cepat karena tes akan dilakukan massal berdasarkan coding area. Apabila nantinya ditemukan ada yang positif, maka akan ditindaklajuti dengan treatment atau perlakuan terhadap kelompok tersebut.

Adapun manfaat dari laboratorium dengan metode tes massa ini juga berguna bagi penyakit pandemik dan endemik lain yang terabaikan di NTT karena ketiadaan tools untuk mengukurnya.

Ben menambahkan, apabila nantinya tes ini telah dilakukan, maka pengambilan tes dilakukan secara berkerumun. Ia menjelaskan, mobil akan mendatangi area yang telah ditentukan dan akan berhenti di masing-masing rumah. Sehingga, tidak ada aktivitas pengumpulan massa atau saling kontak.

Apabila rumah tidak bisa terjangkau dengan mobil, ada tameng yang akan digunakan untuk tetap melakukan tes tersebut.

Webinar Metode Cepat Tes Massal menampilkan tiga pembicara, yakni Peneliti Metode Quantitative PCR (Pooled qPCR), Dr Fima Inabuy, Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Provinsi NTT, Dr dr Hyron Fernandez, MKes dan Dr Elcid Li dari FAN. Acara dimoderatori Ir Theo Widodo dari Aksi ETIKA. (cr1)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved