Sosok Ini Sebut 2 Menteri Jokowi Ini Pantas Dicopot, Siapakah Mereka?
Sosok Ini Sebut 2 Menteri Jokowi Ini Pantas Dicopot, Siapakah Mereka? Simak baik-baik ya
POS-KUPANG.COM - Sosok Ini Sebut 2 Menteri Jokowi Ini Pantas Dicopot, Siapakah Mereka?
Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai lambannya kinerja Kabinet Indonesia Maju dalam menangani pandemi Covid-19, cukup bisa menjadi alasan untuk mengganti beberapa menteri.
Ia pun menyarankan agar Jokowi merombak 'tim ekonominya' yang saat ini dipimpin Airlangga Hartarto sebaga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
• Pemain Persebaya Bersepeda Sejauh 50 Km dari Temanggung sampai Candi Borobudur, Ini Tujuannya
• Kades Harus Mencegah Konflik Horisontal di Masyarakat
• Ternyata Bek Persela, Novan Setya Sasongko Sudah Tak Sabar Bertanding di Liga 1 2020, Simak Info
"Untuk tim ekonomi ini list-nya menteri yang layak direshuffle adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian," ujar Bhima kepada Tribunnews, Kamis (2/7/2020).
Ia menambahkan, sebagai 'dirjen utama stimulus ekonomi', Airlangga dianggap gagal mempercepat realisasi stimulus di bidang dunia usaha dan UMKM.
Menurutnya, kinerja saat ini masih jauh dari harapan karena realisasi stimulus yang belum maksimal.
"Ini sudah under performance, karena realisasi stimulus dunia usaha baru 6.8 persen. Dan khusus UMKM, 1 persen pun belum sampai," kata Bhima.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar posisi tersebut diganti oleh sosok yang berasal dari kalangan profesional saja.
"Sebaiknya posisi Menko yang strategis diisi oleh profesional, bukan ketua partai politik."
• Pemain Persebaya Bersepeda Sejauh 50 Km dari Temanggung sampai Candi Borobudur, Ini Tujuannya
• Kades Harus Mencegah Konflik Horisontal di Masyarakat
• Update Corona di Kota Kupang, Pasien Positif Sembuh Bertambah Satu Orang
"Kerja Menko masih standar karena belum mampu membuat birokrasi kementerian teknis di bawahnya kerja ekstra."
"Perlu sosok yang tegas agar eksekusi stimulus dipercepat," tegas Bhima.
Bhima juga menilai Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto layak untuk digantikan dengan sosok lain, karena dianggap lamban dalam menangani pandemi.
Hal ini satu di antaranya dipicu penyerapan anggaran di Kementerian Kesehatan yang dianggap masih tergolong minim, karena baru terserap 1,53 persen.
Bhima menilai seharusnya Terawan diganti pada Maret lalu, saat virus ini belum mewabah.
"Menteri Kesehatan harusnya sudah diganti jauh pada Bulan Maret," tutur Bhima.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/kabinet-indonesia-maju.jpg)