News

Bupati Nikodemus Rihi Heke Sebut Harga Rumput Laut di Sabu Raijua Anjlok, Ini Penyebabnya

Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, mengatakan harga rumput laut yang merupakan komoditas unggulan di kabupaten itu anjlok

Editor: Benny Dasman
ISTIMEWA
Rumput laut yang sedang dibudidayakan oleh petani di Sumba Timur 

 POS KUPANG, COM, SABU RAIJUA  - Bupati Sabu Raijua, Nikodemus Rihi Heke, mengatakan harga rumput laut yang merupakan komoditas unggulan di kabupaten itu anjlok namun tidak secara drastis.

"Memang saat ini di tengah pandemi Covid-19, harga rumput laut di Sabu Raijua anjlok tapi kami bersyukur karena turunnya tidak drastis," ujar Nikodemus dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu (24/6).

Nikodemus mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak pandemi Covid-19 terhadap pasar rumput laut yang merupakan komoditi unggulan Sabu Raijua.

Bupati Nikodemus menyebutkan harga rumput laut yang sebelumnya sebesar Rp 24 ribu per kilogram (kg) turun pada kisaran Rp 20.000 per kg hingga Rp 18.000 per kg.

Menurut dia, anjloknya harga ini masih bisa dimaklumi akibat berkurangnya permintaan di tengah situasi pandemi Covid-19 tersebut.

"Tetapi ini tidak drastis menurut hitungan kami, karena dibandingkan tahun-tahun sebelumnya itu, harga rumput laut anjlok sampai Rp 9.000 per kg, bahkan sampai Rp 7.000 per kg," katanya.

Bupati Nikodemus mengatakan, situasi pandemi Covid-19 ini memang menjadi kendala pemasaran komoditi rumput laut karena berkurangnya permintaan pasar utama yakni dari Surabaya, Jawa Timur.

Namun tidak semua hasil produksi tidak bisa dipasarkan melainkan ada juga yang dipasarkan dengan harga yang turun tersebut.

"Memang kebanyakan pembeli yang dari Surabaya belum bisa datang, kalau pun ada yang datang mereka juga menyampsikan bahwa di Surabaya juga harganya anjok," katanya.

"Untuk pembeli yang datang ini tetap kami izinkan masuk dengan melalui penerapan protokol terkait pencegahan Covid-19," katanya.

Bupati Nikodemus menambahkan, meskipun pemasaran komoditas rumput laut belum lancar secara keseluruhan, namun pihaknya bersyukur karena di tengah kondisi pandemi Covid-19 ini, ada juga masih bisa dipasarkan sehingga masyarakat atau pembudidaya bisa terbantu. (antara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved