Suasana Saat Kapolres Mas Anton Silaturahmi dengan Tarsisius Eri Hardy Korban Peluru Nyasar
Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo, SH.,S.I.K menyambangi rumah Tarsisius Eri Hardy (42) warga Lawir, Kelurahan Lawir
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | RUTENG - Kapolres Manggarai, AKBP Mas Anton Widyodigdo, SH.,S.I.K menyambangi rumah Tarsisius Eri Hardy (42) warga Lawir, Kelurahan Lawir, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Selasa (30/6/2020). Tarsisius adalah korban peluru nyasar saat kasus Rabies pada tahun 2000 lalu.
Saat tiba, Kapolres Mas Anton didampingi Kabag Sumda Polres Manggarai AKP Efferhad Rudolf Ludony dan sejumlah perwira Polres Manggarai itu diterima secara adat oleh Tarsisius bersama kedua orang tuanya ayah Elias Djuru (78) dan ibu Elisabeth Djelu (76) beserta keluarga dan para tokoh adat setempat Gendang Lawir.
• Tim Covid-19 Sumba Barat Terus Telusuri Warga Kontak Dengan Empat Pasien Positip Corona
Kapolres Mas Anton dalam kesempatan itu mengatakan kunjungannya bersama para Perwira Polres Manggarai merupakan bentuk perhatian dalam rasa kekeluargaan guna menjalin tali silaturahmi dengan Tarsisius yang merupakan korban peluru nyasar kasus Rabies di Mapolres Manggarai tahun 2000. Selain itu, kegiatan silaturahmi itu juga merupakan momen memperingati Hari Bhayangkara ke-74 yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2020.
Kapolres Mas Anton juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang menimpa korban dimana dari kejadian tersebut menyebabkan korban lumpuh serta juga mengharapkan untuk selalu menjalin silaturahmi dengan Polres Manggarai.
• Bunga Citra Lestari: Video Romantis
Kapolres Mas Anton juga nengajak korban bersama keluarganya untuk menjadi Mitra bagi Polres Manggarai dalam menjaga situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten Manggarai.
Saat bersilahturami dengan korban Tarsisius, Kapolres Mas Anton juga memberikan bantuan tali kasih kepada Tarsisius berupa uang tunai dan juga Sembako.
Kapolres Mas Anton juga meminta kepada Tarsisius bersama keluarga untuk tidak melihat berapa besar dan nilai dari bantuan yang diberikan itu, namun bantuan itu sebagai bentuk tali kasih Polres Manggarai untuk sedikit membantu meringankan beban ekonomi keluarga Tarsisius.
Sementara itu, Tarsisius dalam kesempatan itu menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Kapolres Manggarai beserta jajaran yang telah bersedia mengunjungi dirinya dimana momen ini merupakan suatu kehormatan dan motivasi bagi dirinya bersama keluarga.
Dirinya bersama keluarga mengikhlas dan melupakan kasus peluru nyasar yang menimpa dirinya 20 tahun yang lalu dan saat ini dirinya sudah tegar dalam menjalani kehidupannya yang walaupun menggunakan kursi roda. Dirinya bersama Keluarga juga menyatakan bahwa kejadian 20 tahun yang lalu telah usai dan akan membuka lembaran baru dengan menjadi Mitra Polres Manggarai.
Tarsisius juga mengharapkan agar Polres Manggarai selalu menjaga situasi Kamtibmas yang saat ini dirasakan oleh masyarakat sangat kondusif.
"Pada hari ini juga saya bersama keluarga besar saya menyatakan bahwa apapun yang terjadi pada 20 tahun yang lalu terhadap diri saya telah usai. Dan kedepannya diharapkan bapak-bapak dari pihak kepolisian betul-betul mengayomi, melindungi seluruh masyarakat kerena harapan dari masyarakat untuk keamanan dan ketertiban dari bapak-bapak Kepolisian,"ungkap Tarsisius.
Tarsisius juga kepada POS-KUPANG.COM menceritakan, ia menjadi korban kerusuhan Rabies pada tanggal 7 Juli tahun 2000. Sekitar 7 peluruh menyarang ditubuhnya saat pembubaran massa.
"Saya ada nonton kerusuhan waktu itu, saat itu ada pembubaran masyarakat sehingga saat pembubaran itu saya yang kena peluru,"ungkap Tarsisius.
Akibat terkena peluru nyasar itu, Tarsisius akhirnya lumpuh dan sudah 20 tahun hidup diatas kursi roda. Tarsisius juga terpaksa tidak lagi bermain bola voli dimana bakatnya sejak kecil, ia hanya bisa menonton olahraga bola Voli melalui tayangan di televisi dan media sosial lainya.
Karena itu, selama sudah 20 tahun itu Tarsius nenghabiskan waktu dengan mejaga kesehatan dan juga membaca-baca buku untuk merefresing.
"Selama lumpuh yang sudah 20 tahun ini saya hanya menjaga kesehatan sambil baca-baca buku,"ungkap Tarsisius. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)