Narasi Viktor Laiskodat di Pantai Ria Ende Diwarnai Tawa dan Tepuk Tangan
Mengenakan kemeja putih dibalut selendang motif daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat Gubernur NTT, berbi
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Ferry Ndoen
"Tentunya ini kita akan bersebrangan dengan undang-undang pendidikan nasional. Tapi kita lawan sudah tidak mungkin kita ikut merka terus. Karena anak-anak," ungkapnya.
Menurutnya tiga mata pelajaran tersebut yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika.
Viktor menjelaskan mata pelajaran Bahasa Indonesia karena kita merupakan bagian dari Negara Indonesia, Bahasa Inggris karena selain negara tetapi juga masyarakat internasional.
"Dan juga pulau Flores ke depan adalah pulau yang tak terhindarkan dari tujuan wisata. Lalu yang terakhir matematika, kalau orang belajar matematika maka logikanya jalan. Jadi SD itu tiga saja," ungkapnya.
Menurutnya setelah masuk SMP baru ditambah pelajaran Fisika. Lalu di tingkat SMA atau SMK ditambah lagi secara perlahan.
"Nanti kalau sudah SMA atau SMK kalau tertarik pada hal-hal tertentu biar mereka menuju ke sana," ungkapnya.
3. Pariwisata di Ende
Gubernur Viktor mengatakan Kabupaten Ende memiliki potensi bagus di sektor pariwisata baik kekayaan alam maupun sejarah, namun itu semua harus dikelola dengan baik, termasuk mengemas narasi yang memikat.
Viktor mengingatkan jangan sampai pejabat dan masyarakat di Kabupaten Ende saja tidak bisa menarasikan Ende. "Jangan sampai kita bingung ketika diminta bircerita soal Ende," ungkapnya.
Bicara soal Ende, kata Viktor, pasti ada dalam bingkai sejarah Republik Indonesia yang tidak boleh dilupakan. Pasalnya Ende merupakan tempat Bung Karno, presiden pertama RI, merenung dan menemukan ilham Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Viktor meminta kepada Kadis Pariwisata Ende pada tanggal 11 Agustus 2020 membuat suatu acara di Moni. "Acara yang saya akan menyatakan wow," kata Viktor.
Viktor katakan, kita saat ini sedang menuju dunia baru, yang mana pertumbuhan ekonomi dunia tidak lagi pada tambang termasuk Indonesia.
Namun saat ini, kata Viktor, pariwisata dari urutan ke 12 merangkak nak ke urutan ke 2 setelah kelapa sawit. "2025 kita ingin pariwisata jadi nomor satu penyumbang devisa," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini ada sekitar tujuh miliar lebih penduduk dunia, tiga miliar di antaranya merupakan kalangan kaya. Kalau NTT ambil satu persen saja, dari kalangan kaya, maka pertumbuhan ekonomi NTT bakal luar biasa.
4. Peternakan Sapi