Info Kesehatan

Meski Masih Pandemi Covid-19, Banyak Orang Tetap Gandrung Bersepeda, Begini Alasanya !

peningkatan permintaan itu membuat pelaku usaha harus mencari pasokan komponen sepeda dari luar negeri.

Editor: Rosalina Woso
Ilustrasi
Pasangan lanjut usia ini bersepeda bersama-sama 

Meski Masih Pandemi Covid-19, Banyak Orang Tetap Gandrung Bersepeda, Begini Alasanya !

POS-KUPANG.COM--Meski Masih Pandemi Covid-19, Banyak Orang Tetap Gandrung Bersepeda, Apa Sih Manfaatnya ?

Sejak pandemi Virus Corona, orang-orang di seluruh dunia jadi gandrung bersepeda.

Mewabah virus Corona, merebak pula orang-orang bersepeda, termasuk di Indonesia.

Bersepeda jadi pilihan olahraga yang paling laris diminati sejak pandemi Covid-19 mewabah di seluruh dunia.

Kekhawatiran tertular virus corona pada saat berada di transportasi umum telah meningkatkan penggunaan sepeda untuk berangkat ke tempat kerja.

Tidak hanya untuk aktivitas sehari-hari, penggunaan sepeda untuk memulai hobi gowes membuat tren penjualan sepeda melonjak di banyak negara. 

Melansir BBC, di Inggris sejumlah toko sepeda mengalami lonjakan penjualan sebagai akibat dari adanya lockdown dan naiknya minat warga Inggris untuk berolahraga.

Beberapa toko sepeda bahkan harus berjuang untuk memenuhi permintaan pembeli.

Broadribb Cycles di Bicester biasanya menjual 20-30 sepeda per minggu.

Stuart Taylor, manajer toko tersebut mengatakan toko itu saat ini menjual 50 sepeda setiap hari, selain itu ada pula peningkatan pada layanan servis sepeda.

Di bengkel sepeda Lunar Cycles di London utara, mekanik bengkel itu juga mengatakan bahwa perdagangan sepeda sedang melonjak.

"Industri sepeda mengalami booming. Orang-orang berkata 'Saya kembali naik sepeda setelah terakhir melakukannya 15 atau 20 tahun yang lalu'," kata Andrew Hassard dari Mango Bikes di Ballyclare, Irlandia Utara.

Toko kehabisan stok

Selain di Inggris, lonjakan penjualan sepeda juga terjadi di Amerika Serikat (AS).

Melansir LA Times menurut survei mingguan yang dilakukan PeopleForBikes terhadap 932 orang dewasa AS, 9 persen orang dewasa Amerika mengatakan mereka kembali mengendarai sepeda karena pandemi.

Mayoritas pesepeda juga mengatakan mereka akan terus naik sepeda bahkan setelah kebijakan stay at home dihapus.

Rainer Zaechlin, pemilik Menlo Velo, toko sepeda kecil di sepanjang El Camino, mengatakan dalam 25 tahun dia bekerja mengelola toko, dia tidak pernah merasa sesibuk sekarang.

Ia juga menambahkan bahwa daftar tunggu untuk servis standar yang biasanya tidak lebih dari satu atau dua hari, kini harus menunggu empat minggu lebih akibat meningkatnya permintaan.

Selain itu, sepeda yang tersedia, terutama yang harganya kurang dari 1.500 dollar AS, mengalami kekurangan pasokan. 

"Ini gila. Kami tidak punya stok lagi," kata Zaechlin.

Di Indonesia

Lonjakan permintaan sepeda juga terjadi di Indonesia.

Pembeli bahkan sudah antre di depan toko sepeda sebelum toko tersebut dibuka. 

Banyak juga pembeli yang harus menunggu mendapatkan sepeda sebab stok di toko tersebut sudah keburu habis dan harus inden. Pilihan lain beralih ke toko online. 

Dikutip dari Harian Kompas (25/6/2020) AVP of Business Tokopedia David Kartono memaparkan, pembelian sepeda oleh konsumen di laman Tokopedia pada Mei 2020 melonjak hingga 40 persen dari bulan sebelumnya. 

Sementara di laman e-dagang Blibli, sepeda masuk daftar salah satu produk favorit yang dicari konsumen.

VP of Sports Blibli Elsa Maria Pattie menyebutkan, trafik penjualan sepeda sejak Maret hingga pertengahan Juni 2020 meningkat 2,5 kali lipat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19.

Lonjakan penjualan tersebut disebabkan keinginan masyarakat untuk beraktivitas dan berolahraga di luar ruangan.

”Tren pembelian sepeda meningkat sejak penerapan pembatasan sosial berskala besar,” ujarnya.

Sedangkan toko online Bukalapak menyebut ada peningkatan transaksi pada penjualan sepeda hingga 156 persen pada bulan Maret sampai Juni di platform mereka.

"Memasuki bulan Juni ini Bukalapak mencatat kategori handphone, sepeda, beserta hobi dan koleksi menjadi produk-produk yang paling banyak diminati," kata Kurnia Rosyada VP of Merchant Bukalapak saat dihubungi Kompas.com (27/6/2020).

Kurnia melihat ada perubahan minat belanja yang terjadi pasca Ramadhan dan Lebaran. Sebelumnya, fashion pria, fashion anak-anak, beserta kategori makanan seperti kurma, parcel Lebaran dan kue lebaran merupakan yang paling banyak dicari.

Sementara itu, pencarian paling populer pada kategori produk sepeda adalah sepeda gunung merk Polygon, sepeda lipat dengan merk Exotic, Pacific dan United, serta produk aksesoris sepeda seperti googles, helm sepeda MTB dan juga tempat minum.

Produsen sepeda genjot produksi

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo menyebutkan, permintaan sepeda pada masa pandemi Covid-19 melonjak 3-4 kali lipat dibandingkan sebelumnya.

”Kenaikan permintaan ini karena bersepeda menjadi pilihan aktivitas rekreasi. Selain itu, sebagai pilihan sarana transportasi yang dinilai aman agar tak tertular Covid-19 di angkutan umum,” katanya saat dihubungi, Rabu (24/6/2020).

 Meskipun mengalami lonjakan, peningkatan permintaan itu membuat pelaku usaha harus mencari pasokan komponen sepeda dari luar negeri.

Sementara di sisi lain, pandemi Covid-19 memengaruhi aktivitas impor dan pengiriman barang.

Tantangan lain yang dihadapi pelaku usaha di bidang sepeda adalah bersaing dengan negara lain, yang permintaan sepedanya di dalam negeri juga meningkat.

Kepala Marketing Komunikasi Polygon Indonesia Yunike Maris mengungkapkan, jaringan pabrik sepeda Polygon berkapasitas produksi 700.000 unit sepeda per tahun.

Pada masa pandemi Covid-19, produksi sepeda di pabrik di Sidoarjo, Jawa Timur, mulai ditingkatkan, terutama setelah Lebaran 2020 atau sekitar sebulan lalu.

”Pelan-pelan kami meningkatkan produksi setelah Lebaran karena ada lonjakan permintaan,” kata Yunike.

Namun, Polygon tidak bisa segera meningkatkan produksi secara signifikan. Sebab, ada pembatasan untuk mencegah penularan Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan di tempat industri.

”Sulitnya mendapatkan bagian (suku cadang) dari penyalur karena lonjakan penjualan sepeda secara global,” ujar Yunike.

Seperti produsen sepeda lainnya di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, bahan baku berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Saat ini bahan baku dan suku cadang dari luar negeri sulit diperoleh karena lonjakan permintaan sepeda terjadi di seluruh dunia.

Puskesmas Alak Terima Bantuan Kelambu dan Masker

Paroki St. Maria Fatima Taklale Dapat Bantuan Alat Tes Suhu Tubuh dari DPD RI

9 Deretan Buah Ini Ternyata Bisa Mengobati Penyakit Asam Urat

Produsen yang sebagian berorientasi ekspor tidak bisa serta-merta mengalihkan produksi sepeda ke pasar domestik.

Yunike menambahkan, permintaan sepeda yang melonjak pada masa pandemi Covid-19 berpotensi membuat harga sepeda meningkat tak wajar. Polygon memiliki 500 dealer atau pedagang penyalur sehingga potensi itu bisa diantisipasi.

”Dengan kondisi seperti saat ini, bisa jadi akan ada kelangkaan produk dan berdampak pada kenaikan harga. Sudah kami antisipasi dengan strategi penetapan harga yang stabil di seluruh daerah,” katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Booming di Seluruh Dunia karena Corona, Ini Tren Penjualan Sepeda Saat Ini"

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Mewabah Corona Merebak Pula Bersepeda di Seluruh Dunia Termasuk Indonesia, https://bangka.tribunnews.com/2020/06/27/mewabah-corona-merebak-pula-bersepeda-di-seluruh-dunia-termasuk-indonesia?page=all.

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved