Petani Totomala di Nagekeo Optimalkan Lahan 30 Hektar untuk Tanam Cabai Organik
Sejumlah petani Desa Totomala Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo akan mengoptimalkan lahan 30 hektar untuk pengembangan Cabai organ
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Sejumlah petani Desa Totomala Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo akan mengoptimalkan lahan 30 hektar untuk pengembangan Cabai organik.
PPL Pertanian Desa Totomala, Martinus Lowe menjelaskan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan pihak dinas Pertanian Nagekeo bersama masyarakat Desa Totomala.
"Hari ini (19/6/2020) adalah deadline CPCL (calon petani calon lahan) dalam pengembangan 30 Ha Cabai di Totomala Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo. Hal ini termaktub dalam keputusan bersama hasil rapat koordinasi antara dinas pertanian dan warga masyarkat desa tanggal (16/6/2020)," ungkap Martinus Jumat (19/6/2020).
Ia mengatakan petani Desa Totomala siap mengoptimalkan lahan seluas 30 hektar untuk pengembangan Cabai.
Pendamping Desa Totomala, Baltasar Daka mengatakan Cabai adalah salah satu program inovasi desa Totomala.
"Saya bangga dengan Desa Kotawuji Barat (Kobar) di Keo Tengah yang melejit dengan inovasi cokelat Kobar. Cokelat Kobar membuat saya bangga dan bersemangat pernah menjadi pendamping desa di kecamatan Keo Tengah. Totomala sekarang brandingnya Cabai organik," ujarnya.
Ia menyampaikan petani Desa Totolama harus didorong untuk pengembangan Cabai organik dan mesti harus komit dengan apa yang dikerjakan sehingga bisa menghasilkan Cabai organik yang diharapkan.
Kasie Tanaman Pangan Hortikultura, Dinas Pertanian Nagekeo, Pankrasius Mite, S.P, mengatakan Kementrian Pertanian lewat Dirjen Tanaman pangan dan Hortikultura melakukan pengembangan 30 hektar Cabai di Totomala Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo.
Ia mengatakan bahwa potensi Desa Totomala sangat menjanjikan salah satunya adalah pertanian.
"Kami mengapresiasi petani mandiri yang telah memperkenalkan cabai organik menjadi produk Totomala. Untuk pengembangan 30 Ha ini, sebagai stimulus di alokasi 3 juta perhektar untuk benih dan obat-obatan," ungkap Karis yang juga alumnus Faperta Unflor Ende ini.
Ia berharap agar pihak Desa bersama masyarakat mendukung produksi Cabai organik tersebut.
• Menyambut HUT Bhayangkara ke 74, Polres Ngada Adakan Kerja Bakti di Kota Bajawa, Simak Info
Kepala BPP Kecamatan Wolowae,
Thomas Naikofi, menyampaikan terdapat 6.25 hektar lahan Cabai yang diolah oleh petani Mandiri.
Sejak 2019 petani mandiri ini telah menggunakan inovasi teknologi yaitu irigasi tetes.
"Total produksi 2020 adalah 12 ton. Petani tersebut mengakses dana KUR lewat Bank NTT," sebutnya.
Sementara itu Sekcam Wolowae Thomas Rodriques, menyatakan pandemi Covid -19 tidak menyurutkan semangat bertani, pertanian terus kita lakukan terutama untuk pangan keluarga.