40 Pemuda Karang Taruna Mahekelan Gali Kearifan Lokal tentang Kepemimpinan
Sebanyak 40 pemuda-pemudi Desa Persiapan Mahekelan, Kecamatan Waigete, mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan
Penulis: Aris Ninu | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Sebanyak 40 pemuda-pemudi Desa Persiapan Mahekelan, Kecamatan Waigete, mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan ( LDK), Sabtu (13/6/2020).
Oleh instruktur, mereka diajak menggali dan mendalami kearifan lokal Kabupaten Sikka tentang kepemimpinan.
• Bupati Sikka Turun Langsung Saat Operasi di Eks Pasar Geliting
"Di antara banyak model kepemimpinan, yang paling menarik minat para pembelajar saat ini adalah model Kepemimpinan Melayani atau Serve Leadership. Filosofi utama Serve Leadership adalah pemimpin itu pelayan yang harus melayani orang-orang yang dipimpinnya. Yang menarik, ide tersebut ada dalam konsep kepemimpinan dalam kearifan lokal Nian Tana Kabupaten Sikka."
Demikian kata Even Edomeko, salah satu instruktur dalam LDK yang diselenggarakan di Aula CU Jurasta, Waigete, Kabupaten Sikka.
• New Normal, Pelaku Perjalanan Meningkat, Jubir: Wajib Karantina!
Dengan menggunakan metode "kulababong" (dialog), Even Edomeko yang juga Camat Waigete itu lebih jauh membimbing peserta menggali sendiri butir-butir pikiran kepemimpinan dalam kearifan lokal tersebut dalam diskusi kelompok, sekaligus menggali persoalan sosial yang ada di desa dan menawarkan solusinya.
Dari diskusi kelompok itu, ditemukan beberapa nilai Kepemimpinan Melayani versi kearilan lokal. Yakni pertama, seorang pemimpin harus memiliki sikap mendengarkan, menghormati, dan mencintai. Hal itu terungkap dalam kalimat: ata du'a-mo'an naha diri-rena, tabe-telan, mole megu-mo'ong.
Kedua, pemimpin harus melayani semua orang tanpa kecuali dan pilih kasih. Hal itu diungkapkan dengan kalimat: ata du'a-mo'an naha tuke-lakang ata riwun-ngasun mole e'o `lair wae.
Ketiga, dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin harus banyak bersabar dan tidak lekas marah. Itu diungkapkan dengan kalimat: ata du'a-mo'an tutur naha leku uwung, harang naha mawe-mawe.
Keempat, dalam mengurai masalah pemimpin harus mendengarkan semua pihak dan menimbang secara masak untuk memutuskan secara bijak. Itu terungkap dalam kalimat: áta du'a-mo'an naha diri-plina epan-epan, doto molo-molo, lahi-lekang epan-epan, tutur e wu'ut harang e matat.
"Pelajarilah kekayaan filsafat kepemimpinan dari Leluhur kita, karena itulah warisan kita, yang sudah kita akrabi, sekaligus membuat kita semakin berbudaya dalam menghadapi tantangan global," pesan Even.
Sementara persoalan yang digali dalam diskusi antara lain rendahnya tingkat pendidikan warga, tingginya angka putus sekolah, banyaknya pengangguran.
Solusi yang ditawarkan pemuda adalah pemuda harus sosialisasi ke setiap keluarga di desa tentang pentingnya pendidikan. Angka putus sekolah akan diatasi dengan menerapkan "gong belajar". Pengangguran akan diatasi dengan mengadakan pelatihan kerja bagi kaum muda.
Terhadap pelatihan itu, pemuda menyampaikan apresiasinya. "Kami sangat puas. Waktunya ternyata sangat terbatas untuk Bapak Camat. Ke depan kita akan mengagendakannya lagi," kata Ketua Karang Taruna Yosef Wilfridus.
LDK tersebut diselenggarakan oleh Pemerintahan Desa Egon dari anggaran SILPA 2019. Kepala Desa Egon, Florianus Angelinus, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kaum muda melatih diri untuk menjadi pemimpin masa depan.
"Kami akan pensiun. Adik-adiklah yang harus membangun desa ini ke depan. Karena itu berlatihkan dengan suka-cita, sehingga pada giliranmu nanti desa kita akan semakin lebih maju karena ditangani oleh orang-orang muda yang terlatih," kata Florianus.
Hadir dalam kesempatan itu, Herry La Hery dari LSM ChildFund, Pejabat Kepala Desa Persiapan Mahekelan Willem Woda, Sekretaris Desa Persiapan Egon Buluk Arneti Lehan, dan segenap aparatur Pemdes Egon selaku Panitia Pelaksana. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)