Plt Dirut Bank NTT Kupas Tiga Aspek Ini di Kelas Online

Pertama era akses pembiayaan sebelum pandemi covid, kedua saat pandemi covid dan ketiga saat new normal live.

Penulis: Yeni Rachmawati | Editor: Rosalina Woso
istimewa
Plt Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho 

Plt Dirut Bank NTT Kupas Tiga Aspek Ini di Kelas Online

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- Plt Dirut Bank NTT, Alexander Riwu Kaho, menyampaikan tiga aspek dalam Kelas Online yang digelar KPw BI NTT, Rabu (17/6/2020).

Pertama era akses pembiayaan sebelum pandemi covid, kedua saat pandemi covid dan ketiga saat new normal live.

Berdasarkan data diperoleh yang ada di Bank NTT angka pertumbuhan untuk akses pembiayaan bagi debitur mikro Bank NTT yang sumber pembiayaannya baik oleh bank NTT sendiri ataupun kemitraan dengan beberapa lembaga, per tahun bisa terlihat ada peningkatan dalam kurang lebih empat tahun terakhir.

Namun dalam posisi Mei ini ada penurunan. Dimana pada tahun 2017 pembiayaan UMKM mencapai Rp 1 triliun 78 miliar, 2018 Rp 1 triliun, 83 miliar, tahun 2019, Rp 2 triliun 1,1 miliar, posisi Mei ada penirinan Rp 1 trilium 83 miliar.

Dari sektor-sektor yang dibiayai sebelum pandemi covid-19 ada 17 sektor yang tertinggi sektor perdagangan, diikuti transportaso, pergudangan, komunikasi kemudian sektor pertanian, perburuan dan kehutanan serta sektor lainnya termasuk real estate dan lainnya.

Alex mengatakan ada yang menarik dari sektor-sektor ini ketika mengalami pandemi covid, ada yang karena daya tahannya bahkan efek global dunia mengalami koreksi sangat mendalam terhadap aktifitas usahanya.

"Ini menjadi reflekasi kita bersama, karena situasi ini masih belum diketahui kapan akan berakhir. Mari kita mengkaji dan melihat sektor-sektor mana yang mampu bertahan ditengah kelesuan sektor lain yang mempunyai prospek bertumbuh dan mempunyai optimisme yang lebih baik," tuturnya.

Beberapa sektor, lanjutnya, relah memberikan motivasi, inspirasi untuk para pelaku umkm juga mampu melakukan meeting sektor-sektor usaha mana yang lebih memiliki prospek pertumbuhan kedepan baik skala UMKM, menengah dan komersil.

Kedua, terkait kebijakan relaksasi terkait kondisi pandemi, tadi disampaikan Kepala OJK NTT untuk NTT sekira 3.175 debitur yang telah disetujui restrukrisasi, di Bank NTT baru 615 debitur yang 70 persen didominasi oleh kredit umkm maupun mikro, dengan jumlah debitur yang disetujui 436 debitur dengan nominal Rp 281 miliar.

Ada penundaan pengangsuran pokok dan penundaan angsuran bunga.

"Bagaimana akses pada saat pandemi? Bank NTT terus melakukan sinergtas dengan berbagai mitra terutama pihak gereja untuk meningkatkan ekonomi jemaat dan umat, di beberapa gereja di kota Kupang karena kondisi pandemi sangat mempengaruhi kebutuhan harian, kita mendorong gereja menyiapkan tempat atau bedeng dan mengajak umat untuk menjadi pelaku usaha sektor pertanian, minimal mencukupi ketahanan pangannya. Ini menjadi suatu model dan peluang karena terkait covid orang membutuhkan asupan makan yang sehat berbasis organik. Kita melakukan pendekatan dengan berbagai mitra mengajak dalam kondisi yang sulit," terangnya.

Akses setelah masuk new normal, lanjutnya, Bank NTT telah berkoordinasi dengan BI untuk bersinergi terkait dengan pengembangan akses terhadap pelaku usaha mikro kecil untuk mampu secara bankable bermitra dengan bank. Bagi pelaku mikro kecil Bank NTT memiliki jaringan kantor di seluruh NTT, 220 jaringan kantor, 24 kantor cabang, 42 cabang pembantu, 67 kantor kas, dan lainnya.

Tanggapi Carut Marut Data BST, Sekertaris Akui Dinas Sosial TTS Tak Siap Salurkan BST

"Adanya akses jaringan kantor yang makin bertambah kita berharap ada kemudahan melakukan akses tetap terbangun tertata dan terkelola dengan baik," ujarnya.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved