INTIP: Kasus Covid-19 di Indonesia Mulai Menurun? Simak YUK Hasil Hitungan Peneliti, Info

Kebijakan new normal di tengah pandemi Covid-19 mulai diterapkan pemerintah. Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Be

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Salah satu pasien positif Covid-19 yang sembuh di RS Siloam Kupang foto bersama dokter saat akan dipulangkan pada Jumat (12/6) sore.  

POS KUPANG.COM--- Kebijakan new normal di tengah pandemi Covid-19 mulai diterapkan pemerintah.

Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB).

Seperti DKI Jakarta yang kini memasuki masa transisi PSBB. Juga di Jawa Barat yang mulai menerapkan PSBB proporsional.

Salah satu yang menjadi patokan bagi setiap negara yang akan melakukan transisi, pelonggaran pembatasan, dan skenario new normal harus memperhatikan enam ketentuan yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Salah satu ketentuannya adalah penyebaran wabah Covid-19 dapat dikendalikan.

Penyebaran wabah bisa dinyatakan telah terkendali jika selama 14 hari terjadi penurunan.

Lantas, seperti apa kondisi di Indonesia?

Prediksi awal penelitian

Peneliti dari Pemerintah Daerah DIY menjelaskan alasan prediksi awal mereka soal Covid-19 di Indonesia melenceng dan tidak sesuai fakta di lapangan hari ini.

Sebelumnya, pada penelitian berjudul "Prediksi Periode Penyebaran Kasus Covid-19 berbasis Konteks" kurva kumulatif kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi terjadi pada pertengahan Mei.

Selanjutnya pandemi ini akan mereda di awal Agustus 2020.

Prediksi yang dibuat sejak awal Maret hingga 30 April 2020 disebutkan memiliki akurasi hingga 95 persen, karena angkanya mendekati angka riil yang disebutkan Pemerintah melalui Gugus Tugas setiap hari.

Namun, kondisi di lapangan pada pertengahan Mei justru menunjukkan fakta yang sebaliknya.

Peningkatan kasus terjadi begitu tinggi, jauh melampaui angka yang telah diprediksi sebelumnya.

Rata-rata sebelumnya di angka 300-400 kasus per hari. Namun, pada pekan kedua Mei jumlah kasus harian ada di rentang 600-700 kasus.

Jumlah kasus meningkat

Kemudian, jumlah kasus positif virus corona terus menunjukkan peningkatan pada 9 dan 10 Juni kemarin.

Pemerintah mengumumkan dalam satu harinya terdapat lebih dari 1.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19.

Peneliti dari Pemprov DIY, Joko Hariyono menyebut faktor yang membuat kurva semakin meningkat adalah masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya secara normal dan tidak menaati imbauan pemerintah.

Hal itu disebutkan Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

"Imbauan protokol kesehehatan dari Pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Joko.

Peningkatan aktivitas yang disebut kontraproduktif dengan upaya yang sudah diusahakan sejak awal pandemi, terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.

Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli santapan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.

"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan Hari Raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.

Di masa yang sama, banyak pemerintah daerah juga fokus untuk memantau pintu-pintu perbatasan guna mencegah terjadinya perpindahan masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.

Namun, pemda tidak begitu fokus pada interaksi antar-masyarakat yang terjadi di wilayahnya.

 Simulasi baru

Oleh karena hasil prediksi pada simulasi pertama tidak berjalan sesuai dengan fakta di lapangan sejak pertengahan Mei 2020, maka dibuatlah simulasi baru dengan basis yang sama.

Hanya saja, kali ini peneliti memasukkan faktor kelonggaran yang diberikan pemerintah dengan pemberlakuan New Normal.

"Kebetulan hari ini memasuki 100 hari penanganan kasus Covid-19, kami menulis beberapa hal terkait revisi penelitian kami sebelumnya disertai hasil simulasi baru. Kami juga menganalisis kenapa terjadi anomali atas penelitian kami," kata Joko dalam pesan singkat kepada Kompas.com.

Dalam simulasi ini, akan ada 3 klasifikasi prediksi: prediksi awal yang meleset di pertengahan jalan, prediksi kedua diberlakukan new normal dengan pembatasan ketat, dan prediksi terakhir diberlakukan new normal dengan pembatasan sedang.

Kurva simulasi kasus Covid-19 di Indonesia dengan beberapa kemungkinan kondisi yang mungkin terjadi. (Joko Hariyono - Kompas.com)
Dari hasil simulasi, untuk garis bewarna hijau yakni penerapan new normal yang dibarengi dengan kerja keras pemerintah dan tenaga medis (garis hijau), sangat berisiko memperluas penyebaran hingga 225 hari dari kasus pertama (2 Maret) dengan tingkat infeksi di atas 100.000 kasus.

Sementara untuk garis bewarna biru dengan adanya penerapan new normal didampingi agresivitas dan kecepatan yang cukup memadai dari pemerintah berisiko memperluas penyebaran hingga 285 hari dari kasus pertama, dengan tingkat infeksi di atas 200.000 kasus.

Sedangkan penerapan new normal dengan pendampingan pemerintah di tingkat rendah menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia memasuki zona uncertainity, dengan tingkat infeksi yang sangat parah dan periode penyelesaian sulit untuk diukur.

Data yang diacu untuk analisis simulasi kedua ini berasal dari data pemerintah sejak awal kasus di 3 Maret-12 Juni 2020.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apakah Kasus Virus Corona di Indonesia Mulai Menurun? Berikut Hasil Hitungan Peneliti", https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/13/132948665/apakah-kasus-virus-corona-di-indonesia-mulai-menurun-berikut-hasil-hitungan?page=1
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Virdita Rizki Ratriani

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kasus Covid-19 di Indonesia Mulai Menurun? Begini Hasil Hitungan Peneliti, https://jabar.tribunnews.com/2020/06/13/kasus-covid-19-di-indonesia-mulai-menurun-begini-hasil-hitungan-peneliti?page=all.

Editor: Dedy Herdiana

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved