INTIP: Kasus Covid-19 di Indonesia Mulai Menurun? Simak YUK Hasil Hitungan Peneliti, Info
Kebijakan new normal di tengah pandemi Covid-19 mulai diterapkan pemerintah. Sejumlah daerah pun mulai melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Be
Jumlah kasus meningkat
Kemudian, jumlah kasus positif virus corona terus menunjukkan peningkatan pada 9 dan 10 Juni kemarin.
Pemerintah mengumumkan dalam satu harinya terdapat lebih dari 1.000 kasus baru terkonfirmasi Covid-19.
Peneliti dari Pemprov DIY, Joko Hariyono menyebut faktor yang membuat kurva semakin meningkat adalah masyarakat yang kembali melakukan aktivitasnya secara normal dan tidak menaati imbauan pemerintah.
Hal itu disebutkan Joko dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
"Imbauan protokol kesehehatan dari Pemerintah tidak sepenuhnya dijalankan secara konsisten oleh sebagian masyarakat," kata Joko.
Peningkatan aktivitas yang disebut kontraproduktif dengan upaya yang sudah diusahakan sejak awal pandemi, terjadi ketika memasuki awal bulan Ramadhan.
Banyak masyarakat yang tidak memperhatikan protokol kesehatan saat membeli santapan berbuka puasa, berbelanja ke pasar, mengantre bantuan sembako, tetap menjalankan ibadah secara bersama-sama, dan sebagainya.
"Momen ini berlangsung hampir di sepanjang Ramadhan, akhir April-akhir Mei 2020 dan diikuti dengan Hari Raya Idul Fitri pada akhir Mei 2020," jelas Joko.
Di masa yang sama, banyak pemerintah daerah juga fokus untuk memantau pintu-pintu perbatasan guna mencegah terjadinya perpindahan masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lain.
Namun, pemda tidak begitu fokus pada interaksi antar-masyarakat yang terjadi di wilayahnya.
Simulasi baru
Oleh karena hasil prediksi pada simulasi pertama tidak berjalan sesuai dengan fakta di lapangan sejak pertengahan Mei 2020, maka dibuatlah simulasi baru dengan basis yang sama.
Hanya saja, kali ini peneliti memasukkan faktor kelonggaran yang diberikan pemerintah dengan pemberlakuan New Normal.
"Kebetulan hari ini memasuki 100 hari penanganan kasus Covid-19, kami menulis beberapa hal terkait revisi penelitian kami sebelumnya disertai hasil simulasi baru. Kami juga menganalisis kenapa terjadi anomali atas penelitian kami," kata Joko dalam pesan singkat kepada Kompas.com.