Presiden Jokowi Beri 5 Arahan Soal New Normal, Cegah Ledakan Covid-19 di Tengan Pandemi Corona
Meski fase new normal sudah disiapkan, namun ancaman Covid-19 masih ada. Kondisi terkait pandemi juga masih dinamis di setiap daerah.
Presiden Jokowi Beri 5 Arahan Soal New Normal, Cegah Ledakan Covid-19 di Tengah Pandemi Corona
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Saat ini, pemerintah senantiasa mendorong pemberlakuan new normal di Tanah Air.
Untuk kepentingan new normal itulah, Presiden Jokowi memberikan 5 arahan kepada jajarannya sebelum memasuki babak kenormalan baru atau fase new noermal di tengah pandemi corona ini.
Dalam arahannya, Presiden berharap agar fase penerapan Kebijakan New Normal tersebut tidak melahirkan ledakan virus corona pada fase tersebut.
"Perlu saya ingatkan jangan sampai terjadi gelombang kedua atau second wave. Jangan sampai terjadi lonjakan. Ini yang ingin saya ingatkan kepada kita semuanya," kata Jokowi saat berkunjung ke Kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Dari Kantor Gugus Tugas tersebut, Jokowi melakukan video conference dengan jajaran menteri serta 34 gubernur.
• Ansy Lema: Apa Kabar Kasus Korupsi Bawang Merah di Malaka?
• Update Corona TTU-Bertambah 72, Jumlah PPDP di TTU Tembus Angka 4.100 Orang
• Dampak Covid 19, DPRD dan Pemkab Sikka Alokasikan Dana Rp 24,5 M Bagi Warga Kurang Mampu
Jokowi awalnya mengapresiasi kerja keras seluruh jajaran Gugus Tugas dan seluruh pihak terkait dari pusat hingga tingkat terbawah.
"Pertama saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran Gugus Tugas baik di tingkat pusat sampai ke daerah," kata Presiden.
"Sampai Gugus Tugas di desa, RT, maupun RW, dan juga seluruh tenaga medis, dokter, perawat, relawan, personel Polri dan seluruh prajurit TNI yang telah bekerja keras," tutur dia.
Kepala Negara lantas mengingatkan bahwa tugas besar belum berakhir.
Meski fase new normal sudah disiapkan, namun ancaman Covid-19 masih ada. Kondisi terkait pandemi juga masih dinamis di setiap daerah.
"Ada banyak daerah yang kasus barunya turun, tapi juga ada beberapa daerah yang kasus barunya justru meningkat, ada daerah yang juga sudah nihil," kata Jokowi.
Menurut Presiden, situasi seperti saat ini akan terus dihadapi sampai vaksin ditemukan dan diproduksi secara massal.
Oleh sebab itu, Presiden menyebut masyarakat harus bisa beradaptasi dengan menerapkan kebiasaan baru.
Lewat fase new normal, masyarakat diharapkan aman dari Covid-19 dan tetap produktif.
"Adaptasi kebiasaan baru dan beradaptasi itu bukan berarti kita menyerah, apalagi kalah. Tapi kita harus mulai dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan sehingga masyarakat produktif tapi tetap aman dari penularan Covid-19," ujarnya.
Lima arahan Jokowi pun menyampaikan lima arahan agar penerapan fase new normal ini tidak memperluas penularan virus corona.
Pertama, Presiden mengingatkan pentingnya prakondisi yang ketat.
Sosialisasi kepada masyarakat harus dilakukan secara masif, terutama mengenai protokol kesehatan yang harus diikuti, seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan atau keramaian, hingga menjaga imunitas tubuh.
"Saya kira ini terus disampaikan kepada masyarakat, diikuti simulasi-simulasi yang baik, sehingga saat kita masuk ke dalam tatanan normal baru, kedisiplinan warga itu sudah betul-betul siap dan ada," kata Jokowi.
Jokowi juga mengaku sudah memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengerahkan aparat ke titik-titik keramaian di daerah. Pengerahan aparat TNI-Polri bertujuan untuk mengingatkan warga agar disiplin dan mematuhi protokol kesehatan.
Kedua, Presiden mengingatkan pentingnya perhitungan cermat dalam mengambil kebijakan yang didasarkan pada data dan fakta di lapangan.
Terkait hal ini, Presiden meminta tiap kepala daerah yang ingin memutuskan daerahnya masuk ke fase new normal agar berkoordinasi dengan Gugus Tugas.
"Datanya seperti apa, pergerakannya seperti apa, faktanya seperti apa, karena saya lihat di sini, datanya ada semua."
"Jadi lihat perkembangan data epidemiologi, terutama angka Ro dan Rt. Perhatikan juga tingkat kepatuhan dan masyarakat. Pastikan manajemen di daerah siap atau tidak melaksanakan," kata dia.
"Kemudian hitung kesiapan setiap daerah untuk pengujian yang masif, pelacakan yang agresif, kesiapan fasilitas kesehatan yang ada. Ini benar-benar semuanya harus kita hitung dan pastikan," tambahnya.

Ketiga, Presiden juga mengingatkan soal penentuan prioritas mengenai sektor dan aktivitas mana saja yang bisa dimulai dan dibuka secara bertahap.
Sektor ekonomi, sektor dengan penularan Covid-19 yang rendah tapi memiliki dampak ekonomi tinggi harus didahulukan.
• Dampak Covid 19, DPRD dan Pemkab Sikka Alokasikan Dana Rp 24,5 M Bagi Warga Kurang Mampu
• Pulau di NTT Berpotensi Terjadi Angin Kencang Hari Ini. Yuk Simak Penjelasannya! Info Cuaca
• Mengaku Dosen Perguruan Tinggi, Perempuan ini Perdayai Tetangga, Wanita Ini Raup Rp 288 Juta
"Terutama ini sektor pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, industri manufaktur, sektor konstruksi, logistik, transportasi barang, sektor pertambangan, perminyakan, saya kira ini sudah disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas agar hal ini menjadi catatan kita semua," ujarnya.
Keempat, Kepala Negara ingin agar konsolidasi dan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah, mulai dari provinsi hingga tingkat RT, terus diperkuat.
Begitu juga dengan koordinasi internal Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).
"Lebih penting lagi libatkan semua elemen masyarakat sehingga kita semuanya bergotong royong, bersinergi, bekerja menyelesaikan persoalan besar ini," imbuhnya.
Kelima, Presiden meminta agar dilakukan evaluasi secara rutin.
Presiden juga mengingatkan agar jajarannya tidak lengah terutama karena kondisi di lapangan masih sangat dinamis.
Menurut dia, keberhasilan pengendalian Covid-19 sangat ditentukan oleh kedisiplinan dan protokol kesehatan.
"Perlu saya ingatkan, jika dalam perkembangan ditemukan kenaikan kasus baru, maka langsung akan kita lakukan pengetatan atau penutupan kembali," tegasnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lima Arahan Jokowi agar Tak Ada Gelombang Kedua Covid-19", https://nasional.kompas.com/read/2020/06/11/10370371/lima-ar ahan-jokowi-agar-tak-ada-gelombang-kedua-covid-19?page=all