Jadi Ketua Umum Partai Demokrat, AHY Berpeluang Ke Pilpres 2024 Tapi Banyak Yang Jegal

Secara pribadi, Ujang Komarudin melihat AHY merupakan sosok muda yang potensial, menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Editor: Frans Krowin
KOMPAS.com/ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kiri) memberikan salam kepada wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019). 

Pria 50 tahun itu menanyakan bagaimana peluang sejumlah tokoh terkenal di Tanah Air, seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Ganjar Pranowo.

"Bisa dibayangkan bibit-bibit yang saya sebutkan tadi kira-kira akan dapat kereta atau tidak?"

"Apakah kemudian Ahok bisa dapat kereta, apakah Ganjar bisa jadi kereta, apakah Anies bisa apa enggak, demikian Ridwan Kamil," ujarnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tiba sebelum acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tiba sebelum acara pelantikan presiden dan wakil presiden di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Lalu, Refly menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat yang sekarang, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut Refly, AHY akan lebih matang dalam berpolitik pada beberapa tahun ke depan.

"Itu baru menyebut empat nama bagaimana dengan nama-nama lainya misalnya AHY yang tentu empat tahun, lima tahun ke depan akan lebih matang," sambungnya.

Lalu, ia mulai menyinggung Khofifah.

Khofifah dinilai memiliki modal karena kini dirinya memimpin Jawa Timur.

Sedangkan diketahui, Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah dengan pemilih terbanyak.

"Bagaimana juga dengan Khofifah? Indar Parawansa yang sekarang menjadi Gubernur Jawa Timur,"

"Jangan lupa Jawa Tengah, Jawa Timur adalah daerah-daerah lumbung suara," ujar dia.

Sehingga, Khofifah dinilai memiliki modal tersebut.

"Jadi siapapun yang punya akar di sana dia akan memiliki pengaruh yang besar," lanjutnya.

Tak hanya itu Khofifah merupakan bagian dari Organisasi Islam Terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama.

"Apalagi Khofifah adalah perempuan dan kemudian juga kader Nahdatul Ulama, organisasi yang besar di Republik Indonesia ini," lanjutnya.

Meski demikian, Refly mengatakan bahwa semua itu tak akan berguna jika ada partai politik yang berkuasa memborong partai lain.

Sehingga, nama-nama seperti Ahok hingga Khofifah tak ada yang mengusung.

"Tapi nama-nama itu sehebat apapun kalau kartel-kartel politik itu bekerja untuk memborong partai politik tidak akan ada gunanya," ungkapnya.

Seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 yang hanya menyisakan dua koalisi besar.

"Maka logika yang sama akan terjadi seperti pada 2019 dan 2014 sebelumnya, yaitu semua partai politik di grab menjadi satu arus kekuatan lalu kemudian menyisakan satu, dua, atau tiga partai saja di luar koalisi besar, agar ada satu pasangan calon lain," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ujang Komarudin Ungkap Peluang AHY di Pilpres 2024 setelah Jadi Ketum Demokrat: Banyak yang Jegal, https://wow.tribunnews.com/2020/03/17/ujang-komarudin-ungk ap-peluang-ahy-di-pilpres-2024-setelah-jadi-ketum-demokrat-ba nyak-yang-jegal?page=all

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved