Direktur UT Kupang Drs Yos Sudarso MPd Kagum Kegigihan Mahasiswa Belajar di Atas Pohon Cari Sinyal

Direktur UT Kupang Drs Yos Sudarso MPd menyakini pemerataan pendidikan akan mampu mendongkrat kualitas sumber daya manusia (SDM) NTT.

Editor: Hasyim Ashari
POS-KUPANG. COM, RAY REBON
BERBINCANG - Direktur UT Kupang Yos Sudarso berbincang dengan Pemred Pos Kupang Hasyim Ashari dan Wakil PP Abdul Rahman di ruang kerjanya, Selasa (8/6). 

Direktur UT Kupang Drs Yos Sudarso MPd  Kagum Kegigihan Mahasiswa Belajar di Atas Pohon Cari Sinyal

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Terbuka (UT) Kupang memiliki komitmen nyata untuk ikut membangun Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui pendidikan.

Direktur UT Kupang Drs Yos Sudarso MPd menyakini pemerataan pendidikan akan mampu mendongkrak kualitas sumber daya manusia (SDM) NTT.

"Nah, UT hadir dengan sistem belajar jarak jauh yang didesain sedemikian rupa yang terstandarkan di UT. Sehingga lulusan di Kupang, akan sama kualitasnya dengan lulusan di Jakarta dan wilayah lainnya," kata Yos Sudarso saat menerima kunjungan Pemred Pos Kupang, Hasyim Ashari dan Wakil Pimpinan Perusahaan, Abdul Rahman, Selasa, 8 Juni 2020.

Lelaki yang besar di Tanggerang Selatan ini menuturkan tim pengajar yang bergabung dengan UT adalah mereka yang telah terbukti kualitasnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Karena itu, dosen paling rendah pendidikannya Starata 2 (S2).

"Jangan sampai jeruk makan jeruk (Sarjana S1 mengajar calon Sarjana S1," ujarnya berkelakar.

Mendengar perumpamaan itu, Hasyim dan Rahman ikut tertawa.

Yos menambahkan pandemi Corona telah mengubah sudut pandang dan strategi dunia pendidikan.

Termasuk pendidikan tinggi.

"Pemanfaatan teknologi informasi menjadi sebuah keniscayaan karena ada larangan perkuliahan tatap muka," imbuhnya.

Dengan kondisi ini, mau tidak mau, sejumlah perguruan tinggi meliburkan mahasiswanya. Ada juga yang menggelar perkuliahan online.

"Sementara UT sejak dulu, perkuliahannya sudah perspektif online dan digital. Jadi ketika semua bingung bagaimana kuliah online, kami justru sudah terbiasa," tegasnya.

Ia juga memberikan jaminan, bahwa proses belajar mengajar di UT lebih mudah, dengan tidak mengurangi kualitas materi ajar.

"Misalnya kalau di tempat lain, mahasiswa harus melahap beberapa buku tentang pengantar ilmu hukum misalnya, modul di UT sudah merangkum semuanya. Nah modul inilah yang selama ini menjadi keunggulan kita. Modul ini sama se Indonesia. Bahkan UT di seluruh dunia," paparnya.

Tidak hanya itu, perkuliahan UT juga amat mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke desa-desa.

"Yang kami salut luar biasa adalah kemauan mahasiswa UT untuk belajar secara mandiri. Ada mahasiswa kita di Baun Amarasi Barat harus belajar di tengah kebun karena mencari sinyal. Ada juga mahsiswa Program studi S1 PGSD Pokjar Amanuban Tengah yang mengikuti Tutorial Webinar di atas bukit," imbuh Yos Sudarso.

Di tengah-tengah memberikan penjelasan soal metode kuliah UT, Yos bangkit berdiri dan berjalan ke meja kerjanya.

Ia mengambil laptop dan menunjukkan bahwa dirinya sedang mengikuti diskusi online dengan Kelompok Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (Garamin), sebuah wadah untuk masyarakat difabel.

Ia juga menyebut ada mahasiswa UT Kupang yang difabel.

"Kita juga ada beberapa mahasiswa yang difabel," ucap Yos.

Di sisi lain, Yos Sudarso juga menyinggung tentang komitmen UT untuk terus berbenah memperbaiki kulitas. Satu di antaranya adalah dengan menempatkan orang-orang terbaik untuk memimpin UT dari pusat hingga daerah.

"Rata-rata berasal dari UT karena sudah pasti mengetahui ruh dan bagaimana postur UT yang sebenarnya," imbuh Yos Sudarso yang sudah malang melintang sebagai auditor UT.

Kendati berlatarbelakang auditor, Yos Sudarso terlihat sangat humanis saat menerima Pos Kupang. Silaturahmi dan diskusi berlangsung amat cair.

Spirit humanisme inilah yang ia bawa saat memimpin UT Kupang sejak tahun 2019 silam.

Berbagai upaya ia lakukan agar seluruh pegawai UT merasa sebagai bagian dari keluarga besar, sehingga muncul kepedulian dan semangat bekerja yang lebih baik.

"Saat saya datang pertama ke Kupang, saya sudah katakan, tidak ada lagi yang saya cari, kecuali bagaimana bersama-sama membangun Kupang," tegas Yos Sudarso.

Sebagai ASN, Yos Sudarso mengaku punya kewajiban berkonstribusi untuk bangsa dan negara.

Kendati taruhannya adalah harus jauh dari keluarga tercinta.

"Sebagai ASN kita harus siap ditempatkan di mana pun dan memberikan sumbangsih nyata di tempat kita bertugas. itu sudah komitmen saya," imbuh pria yang mengaku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan keindahan alam NTT ini.

Mendengar penjelasan Yos Sudarso, Hasyim pun tidak sungkan melayangkan pujian. Khususnya terkait mekanisme dan sistem perkulihan online di UT.

"Saat perguruan tinggi lain baru memulai perkuliahan online imbas Covid-19, UT justru sudah lama memulai. Wajar kalau UT hari ini menjadi soko guru bagi universitas lainnya," kata Hasyim.

Melek online ini jugalah yang sejatinya disampaikan Hasyim Ashari.

"Online hari ini menjadi sebuah keniscayaan. Betul bahwa orang masih menggunakan cara konvensional. Tapi, ada cara baru, peluang baru yang hari ini sudah menjadi kebutuhan, jadi lifestyle dan itu online," papar Hasyim.

Ia juga menyampaikan bagaimana Pos Kupang amat seris mengembangkan flafform digital dan online, selain cetak konvensional.

"Per hari ini (Selasa, 9 Juni 2019), data Google Studio, Pos Kupag.com masuk 6 besar Tribunnews All Network. Bulan Mei saja, visitor Pos Kupang.com sudah 750 ribu per day. Ini bukti sahih kami tidak hanya dilihat di NTT namun juga di seluruh Indonesia," ujarnya.

Karena itulah, sambung Wakil Pimpinan Perusahaan Abdul Rahman, potensi besar Pos Kupang.com dan Pos Kupang, bisa dimanfaatkan dan disinergikan dengan kebutuhan UT.

"Ada beberapa teman yang melihat visitor kami, untuk dimanfaatkan untuk komunikasi programnya, sosialisasi kegiatan. Kami juga mengembangkan even organizer dengan stresing saat ini ke virtual," kata Rahman.

Ia lantas memberikan contoh even virtual yang baru saja digelar Pos Kupang.

Dalam hal ini Konser Amal Virtual yang sukses digelar live melibatkan wilayah Kalimantan, Bali, NTT, Sulawesi dan Manado.

"Ada Pasha Ungu, Dul Jaelani, dan musisi-musisi kenamaan NTT," imbuhnya.

Di sela-sela diskusi, Yos Sudarso menawarkan tamunya untuk menikmati secangkir teh.

Hasyim sendiri memilih kopi hitam kegemarannya.

Sambil menikmati teh, kopi, dengan kue Yos dan Hasyim saling bertutur bagaimana kisahnya bisa sampai ke Kupang.

Termasuk bagaimana mereka jatuh cinta dengan Kota Kasih ini.

Jika Yos Sudarso terpikat dengan pesona keindahan NTT, Hasyim blak-blakan mengaku kerasan di Kupang karena Kuah Asam yang amat disukainya.

Setelah sekitar sejam lebih berbincang santai, Hasyim pamit undur diri. (Ray Rebon./hasyim Ashari)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved