Penerapan Pembelajaran SMA akan Disesuaikan dengan Level Potensi Penyebaran Covid-19 per Daerah
Kita semua pahami bahwa tujuan dari baik di tengah pandemi Covid-19 ini ialah memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan
POS-KUPANG.COM | KUPANG - "Kita semua pahami bahwa tujuan dari baik di tengah pandemi Covid-19 ini ialah memenuhi hak anak untuk mendapatkan pendidikan."
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Drs Benyamin Lola MPd dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Ombudsman RI Provinsi NTT, Senin (8/6/2020).
Benny menjelaskan bahwa juknis yang ada disusun agar warga belajar pun merasa terlindungi dalam proses pembelajaran di tengah Covid-19 dan memastikan pemenuhan dukungan psikososial bagi semua pemangku kepentingan.
• UPDATE Corona di Malaka: Pelaku Perjalanan Mendekati Angka 3.000, ODP, OTG dan PDP Tetap Nol
Di tengah pandemi Covid-19 ini, ada dua skenario besar pembelajaran yang akan diterapkan dengan melihat potensi penyebaran Covid-19 di kabupaten/kota di NTT. Mulai dari level merah, oranye dan kuning, penerapan pembelajaran dilakukan dari rumah.
Sedangkan untuk level hijau, pembelajaran akan dilakukan di sekolah dengan beberapan ketentuan protokol pendidikan.
• Prostitusi Online di Ende, Transaksi di Depan Pasar Potulando Modus Nongkrong
Lanjut Benny, pembelajaran siswa di sekolah pun akan dibagi menjadi dua sistem, yakni shift dan silang. Untuk sistem shift sendiri, rombongan belajar (rombel) akan dibagi menjadi dua bagian, sehingga nantinya ada shift rombel pertama dan shift rombel kedua.
Sedangkan untuk sistem silang, cara yang digunakan ialah dengan masuk sekolah secara bergantian. Sebagai contoh, kelas X melaksanakan pembelajaran di hari Senin dan Kamis, kelas XI di hari Selasa dan Jumat, dan kelas XII di hari Rabu dan Sabtu.
"Durasi pembelajaran juga dikurangi. Dari 45 menit per jam pelajaran dikurangi menjadi 35 menit. Dari aspek materi pelajaran juga tidak semua wajib dipaparkan dalam tatap muka," papar Benny.
Sedangkan untuk metode penugasan dapat dilakukan dengan metode penugasan terintegrasi antar mata pelajaran secara kolaborasi, dimana penugasan melibatkan mata pelajaran yang berhubungan sebagai suatu team teaching.
Beberapa protokol umum dan khusus kesehatan pun telah disusun untuk diterapkan di sekolah-sekolah. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)