Ini Kisah Tentang Ali Sadikin dan Presiden Soeharto Yang Tak Banyak Diketahui Publik, Simak Ya

Jika sebuah acara nikahan itu juga mengundang Pak Harto, hampir dipastikan Bang Ali kesulitan untuk datang. Padahal dia juga diundang yang punya hajatan.

Bahkan, AM Fatwa yang merupakan salah satu anggota Petisi 50, juga pernah jadi staf khususnya Bang Ali, saat jadi gubernur Jakarta, punya cerita menarik.

AM Fatwa sendiri mengaku jadi staf khusus Bang Ali, 10 tahun lamanya.

Menurut AM Fatwa, Bang Ali itu adalah tipikal orang yang tak suka pembantunya yang penakut.

Bang Ali juga tak mau kalau bawahannya itu orang-orang yang hanya bisa yes man, yes man.

Kata Fatwa, Bang Ali justru suka orang yang kritis.

"Dia tak suka apa-apa yang dia kemukakan serba iya-iya saja. Diminta kita berikan pandangan kritis," kata Fatwa.

Sebuah testimoni yang dikisahkan Mia Puspawati, sekretaris pribadi Bang Ali, bahwa saat menjadi gubernur, Bang Ali sangat keras.

Ia tak segan-segan memukul orang yang jika benar-benar melakukan kesalahan.

Sikap itu bukan karena Bang Ali arogan.

Mia menyebutkan, Bang Ali cepat marah. Suka teriak-teriak kala kesal. Namun setelah itu cepat lumer.

Bahkan Bang Ali tak segan-segan meminta maaf atas sikap serta ucapannya.

"Dia itu di belakang baik, walau suka nabok orang. Kalau salah teriak. Kalau kita tak salah, dia tak sungkan minta maaf," ujarnya.

Sementara itu, Boy Sadikin, putra kandung Bang Ali, merasakan betul kehidupan yang serba sulit ketika sang ayah dikucilkan oleh penguasa Orde Baru.

Sebagai anak, ia juga kena imbasnya. "Itu pula yang membuat Bang Ali sedih, sebab keluarganya ikut dibawa-bawa.

• Mahfud MD: Utamakan Protokol Kesehatan Saat Kampus Mulai Terapkan Kebijakan New Normal

• PERHATIAN! Share Video Kreatif Stop Narkoba ke IG Kamu Mulai 8-21 Juni 2020, Jangan Lupa Tag Ya

• Fadli Zon Ingatkan Presiden Jokowi Soal Ancaman Krisis Pangan Di Tengah Pandemi Covid-19