Video Call Dengan Bunda Julie, Gladys Nau Janji Kembangkan Hidroponik di Molo Utara

Bunda Julie sempat bertanya padanya apakah hidroponik sistem cocok untuk desanya. Kepada anggota DPR RI itu, Jefridus mengatakan cocok.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Para pendamping desa model saat video call dengan Bunda Julie di sela sela pelatihan budidaya hidroponik di Politani Kupang pada Sabtu (6/6) 

Video Call Dengan Bunda Julie, Gladys Nau Janji Kembangkan Hidroponik di Molo Utara 

POS-KUPANG.COM | KUPANG -- "Saya ingin bicara dengan pendamping desa model dari Kabupaten TTS," suara tegas namun hangat terdengar dari telepon seluler yang dipegang Wakil Direktur 4 Bidang Humas dan Promosi Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Melinda Moata, pH.D. 

Saat itu, sambil memegang telepon selular, Melinda berdiri di tengah ruang Gazebo yang berada di sisi barat Student Center Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Di kelilingnya, 44 pendamping desa dari seluruh Kabupaten/kota se NTT duduk pada bangku mengamati dan mendengarkannya. Itu suara Julia Sutrisno Laiskodat, Ketua Tim Penggerak PKK dan Ketua Dekranasda Provinsi NTT. 

Melinda lalu menghampiri seorang perempuan paruh baya yang berada di salah satu sudut ruangan semi terbuka itu, lalu mengharapkan layar telepon seluler padanya. Gladys Nau (25) namanya. Ia adalah pendamping desa model di Desa Oelbubuk, Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten  TTS.

Awalnya, Gladys terlihat tegang. Namun setelah disapa oleh Julie Sutrisno Laiskodat, ketegangannya berangsur luruh. Sejurus, kepercayaan dirinya membuncah tatkala ditantang "Bunda Julie" untuk berbicara dalam bahasa Inggris. 

"Hidroponik system is easy i think, I Will practice when I back to my village," ujarnya saat melakukan video call dengan Bunda Julie

Ia menjelaskan dalam bahasa Inggris yang baik, apa yang telah diperoleh selama mengikuti pelatihan di tempat itu. Apa kendala dan apa yang diperoleh sehingga dapat diterapkan ketika pulang ke desa dan mendampingi masyarakat. 

Bunda Julie dari layar telepon tampak bersemangat, ia tak henti hentinya memberi nasihat dan memberi wejangan untuk para pendamping desa model yang hari itu mengikuti pelatihan budidaya tanaman hidroponik

Selain Gladys, Bunda Julie juga berdialog dengan Jefridus Baimau (20), pendamping desa model di Desa Nggesa Biru, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende. 

Kepada Bunda Julie, Jefridus mengaku belum terlalu paham. Tetapi ia berjanji akan mengikuti pelatihan sungguh sungguh sehingga dapat menerapkan ketika pulang ke Ende. 

Bunda Julie sempat bertanya padanya apakah hidroponik sistem cocok untuk desanya. Kepada anggota DPR RI itu, Jefridus mengatakan cocok. 

Ia menceritakan, di desanya, air kurang lancar karena sumber air cukup jauh. Hal tersebut diperparah dengan Medan yang sulit sehingga menyulitkan pemipaan ke lokasi desa. 

"Oke, kalau begitu. Nanti Bunda ke Ende, Bunda akan lihat," tantang Bunda Julie padanya. 

Kepada pihak kampus, Julie Surtisno Laiskodat berharap kolaborasi dan kerjasama yang dilaksanakan dengan TP PKK Provinsi NTT untuk program pelatihan dan pendampingan terhadap para pendamping desa model dapat membawa hasil maksimal. Para pendamping, katanya, akan menjadi ujung tombak yang mendampingi masyarakat dalam membangun kehidupan yang berkualitas di desa model di setiap Kabupaten. 

Melinda Moata, Ph.D mewakili Direktur, menyampaikan ucapan terima kasih kepada penggerak PKK yang telah memilih kampus Politani menjadi mitra untuk menyelenggarakan latihan tersebut. 

Halaman
12
Sumber: Pos Belitung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved