Bocah Tewas Tenggelam di Ngada

BREAKING NEWS: Terseret Arus Bocah 9 Tahun di Ngada Tewas Tenggelam

Diduga terseret arus gelombang tinggi, seorang bocah 9 tahun asal Desa Warupele II Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada tewas tenggelam

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gordi Donofan
Suasana di rumah duka korban tenggelam di Desa Warupele II Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada, Kamis (4/6/2020). 

POS-KUPANG.COM | BAJAWA -- Diduga terseret arus gelombang tinggi, seorang bocah 9 tahun asal Desa Warupele II Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada tewas tenggelam.

Diketahui bocah itu bernama lengkap Kelfin Deru siswa kelas III SDK Pali tewas tenggelam di Pantai Waengongo Desa Warupele II Kecamatan Inerie Kabupaten Ngada.

Kepala Desa Warupele II, Kletus Sobaria, mengatakan, menurut keterangan saksi mata, saksi sedang mencari siput dipinggir pantai.

Update Corona Sumba Timur - Pelaku Perjalanan Mencapai 4.383 Orang

Bocah malang itu bersama teman-teman bermain dipinggir pantai dan saat itu arus atau gelombang sangat tinggi.

"Kejadiannya kemarin sore, Kamis (4/6/2020) sore. Menurut saksi tidak tau anak-anak itu sedang mandi atau tidak, mereka anak-anak itu ada empat orang. Tiba-tiba ada yang teriak. Tiga orangnya selamat dan satu orangnya meninggal dunia," ungkap Kades Kletus kepada POS-KUPANG.COM, Jumat (5/6/2020).

Wagub Josef Serahkan Bantuan untuk Panti Asuhan Bhakti Luhur, Sr. Adri: Terima Kasih Pak Wagub!

Kades Kletus menyatakan saat ini gelombang sangat tinggi dan diminta kepada warga untuk tidak boleh bermain di pantai.

Ia mengatakan bocah malang yang meninggal itu akan kuburkan hari ini oleh keluarga. "Hari ini baru dikuburkan," ujarnya.

Terpisah Kapolsek Aimere, AKP Dahlan membenarkan kejadian tersebut.

AKP Dahlan menyatakan ketika mendapatkan informasi pihaknya langsung menuju ke TKP.

"Korban Kelfin Deru kemudian di bawa ke Puskesmas Inerie untuk dilakukan pertolongan secara medis. Setelah sekitar 15 menit korban Kelfin Deru dilakukan pertolongan dengan upaya medis di Puskesmas Inerie dan korban tidak bisa tertolong atau meninggal dunia," jelasnya.

Kata AKP Dahlan pihak keluarga menerima kematian korban sebagai musibah. (Laporan POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved