Pilpres 2024, Anies Baswedan Layak Gantikan Jokowi, Karena Dekat Ulama dan Gerakan 212
Fakta yang diungkap, adalah responden memilih Anies Baswedan, bukan karena faktor kinerjanya selama menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Sedangkan alasan responden memilih Prabowo Subianto dilatarbelakangi alasan punya ketegasan (34 persen), berwibawa (12,1 persen), berani (4,4 persen), dan dianggap mampu memimpin (4,4 persen).
Disukai Pendukung 212
Hasil Survei Median 28,8 persen publik suka dengan Gerakan 212.
Sedangkan 20,7 persen lainnya menjawab tidak suka. Sisanya sebanyak 50,6 persen tidak menjawab.
Data ini merupakan bagian dari survei nasional Median, soal seberapa minat masyarakat terhadap gerakan 212 yang bermula pada 2017 lalu, dan masih konsisten terlaksana.
"Yang mengatakan suka itu 28,8 persen, yang definitif tidak suka 20,7 persen."
"Tapi lebih banyak yang sebenarnya tidak punya jawaban," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun.
Ia menjelaskan, mayoritas yang suka dengan aksi 212 memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Disusul dua tokoh lainnya, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Ketiganya jadi sosok yang dipilih oleh penyuka aksi 212.
"Jadi kita bisa melihat mayoritas yang suka terhadap 212 itu memilihnya tiga orang, Prabowo, Anies, Sandi."
"Dengan sebagian besar pilihannya itu justru ke Anies Baswedan," ungkapnya.
Sementara, 20,7 persen publik yang menyatakan tidak suka dengan gerakan 212, cenderung memilih Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Ridwan Kamil.
Rico mengira, Prabowo dipilih oleh dua kubu publik tak terlepas dari merapatnya yang bersangkutan ke kabinet Jokowi-Maruf Amin.
"Sejauh ini baru Pak Prabowo yang dianggap menyerap pemilih yang suka 212 dan tidak suka 212."