Wabah Virus Corona Belum Usai, WHO laporkan Adanya Wabah Virus Ebola Baru di Kongo, INFO

Belum usai penanganan pandemi virus corona kini WHO melaporkan ada kasus baru virus Ebola. Hal ini diketahui setelah Pemerintah Republik Dem

Editor: Ferry Ndoen
Tribunnews
Para dokter dari organisasi Medecin Sans Frontier (MSF) mengangkut jasad seseorang yang meninggal dunia akibat ebola di Guekedou, Guinea pada 1 April 2014. 

POS KUPANG.COM-- Belum usai penanganan pandemi virus corona kini WHO melaporkan ada kasus baru virus Ebola.

Hal ini diketahui setelah Pemerintah Republik Demokratik Kongo mengumumkan bahwa wabah baru penyakit virus Ebola terjadi di zona kesehatan Wangata, Mbandaka, di provinsi Équateur.

Pengumuman itu muncul sebagai wabah Ebola yang panjang, sulit dan kompleks di Republik Demokratik Kongo timur dalam fase terakhir, sementara negara itu juga memerangi Covid-19 dan wabah campak terbesar di dunia.

Dikutip dari web organisasi kesehatan dunia WHO, informasi awal dari Kementerian Kesehatan adalah bahwa enam kasus Ebola sejauh ini telah terdeteksi di Wangata.

Korban meninggal

Disebutkan juga dampak dari virus tersebut, empat orang telah meninggal dan dua masih hidup dan dalam perawatan.

Tiga dari enam kasus ini telah dikonfirmasi dengan uji laboratorium.
Kemungkinan lebih banyak orang akan diidentifikasi dengan penyakit ini karena kegiatan pengawasan meningkat.

Sementara melansir CNN yang mengutip pernyataan UNICEF, ada lima orang, termasuk seorang gadis berusia 15 tahun, telah meninggal dunia akibat Ebola.

"Empat orang tambahan yang tertular virus, semua kontak orang yang meninggal dan termasuk anak dari salah satu kasus fatal - sedang dirawat di unit isolasi di Rumah Sakit Wangata di Mbandaka," ujar penyataan UNICEF.

"Ini adalah pengingat bahwa Covid-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," kata Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.

“Meskipun banyak perhatian kita tertuju pada pandemi, WHO terus memantau dan menanggapi banyak keadaan darurat kesehatan lainnya,” lanjut dia.

Di Republik Demokratik Kongo disebutkan, virus Ebola bukan menyebar untuk pertama kalinya.

Virus tersebut pertama kali ditemukan di negara itu pada tahun 1976. Kota Mbandaka dan daerah sekitarnya adalah tempat wabah Ebola ke-9 dari Republik Demokratik Kongo, yang terjadi dari Mei hingga Juli 2018.

Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19
Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19 (.(POOL/REUTERS))

“ WHO telah bekerja selama dua tahun terakhir dengan otoritas kesehatan, CDC Afrika dan mitra lainnya untuk memperkuat kapasitas nasional dalam menanggapi wabah,” kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.

“Untuk memperkuat kepemimpinan lokal, WHO berencana mengirim tim untuk mendukung peningkatan respons. Mengingat kedekatan wabah baru ini dengan rute transportasi yang sibuk dan negara-negara tetangga yang rentan, kita harus bertindak cepat,” lanjut Moeti.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved