Refly Harun Sindir 3 Wamen yang Rangkap Jabatan, Singgung Gaji Besar Dirut BUMN Dibanding Wamen
Ia menyinggung gaji besar jadi pejabat di BUMN yang sangat besar dibandingkan dengan hanya sebagai pembantu menteri
Refly Harun Sindir 3 Wamen yang Rangkap Jabatan, Singgung Gaji Besar Dirut BUMN Dibanding Wamen
POS KUPANG.COM -- Pengamat politik yang juga pakar Hukum Tata Negara ( HTN ) Refly Harun terus saja mengkritik kinerja pemerintah dalam hal jabatan di lingkungan kementerian dan BUMN
Kali ini ia menyindir tiga wakil menteri yang juga merangkap jabatan yaitu selain wakil menteri juga menjabat di BUMN
Ia menyinggung gaji besar jadi pejabat di BUMN yang sangat besar dibandingkan dengan hanya sebagai pembantu menteri
• Dewi Persik Ngamuk Dituding Seseorang Bernama Om Juli, Eks Saipul Jamil: Gak Jual Apem, tapi Suara
• RAMALAN ZODIAK CINTA dan ASMARA HARI Ini Sabtu 30 Mei 2020, Libra Menyenangkan, Taurus Optimis
• Terbongkar Satu Persatu,Ini Pemilik Akun Danurnyinyir yang SebarVideo Syur Mirip Syahrini Ternyata?
• Hampir Pecah Perang Saat Kapal Perang China Hadang dan Usir Kepala Rudal Amerika
Pakar Hukum Tata Negara , Refly Harun turut menanggapi soal rangkap jabatan para Wakil Menteri.
Tiga wakil menteri itu antara lain Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara yang merangkap Wakil Komisaris Utama PT PLN (Persero).
Kemudian, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo , merangkap sebagai Komisaris Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Lalu, Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin yang merangkap sebagai Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Tanggapan rangkap jabatan para wakil menteri itu diungkapkan Refly Harun melalui channel YouTubenya yang tayang pada Jumat (29/5/2020).
Menurut Refly Harun, rangkap jabatan itu seharusnya tidak terjadi.
"Intinya adalah wakil menteri itu pasti jabatan negara, pasti pejabat negara karena itu kalau dalam logika ini memang tidak seharusnya rangkap jabatan," kata Refly Harun.
Lalu ia menyinggung soal pentingnya wakil menteri lantaran tugas berat dalam sebuah Kementerian.
"Walaupun agak sulit saya mengatakannya logikanya kenapa harus ada wakil menteri adalah karena portofolio kementerian itu dipandang sangat berat."
"Karena sangat berat itulah maka dia diharuskan dibantu oleh para wakil menteri, misalnya wakil menteri BUMN mengurusi ratusan BUMN," jelas dia.
Namun, menurut Refly adanya rangkap jabatan wakil menteri itu membuat dirinya merasa ironis.