Presiden Tak Mau Rakyat Lapar, Rakyat Terpapar Covid-19. Itu Dasar Kebijakan New Normal di Tanah Air

Jokowi tentunya tidak ingin masyarakat kehilangan pekerjaan dan penghasilan dalam waktu lama. Juga tidak ingin masyarakat terpapar virus corona.

Editor: Frans Krowin
tribun palu-tribunnews.com
Ali Ngabalin 

Presiden Tak Mau Rakyat Lapar,  Rakyat Terpapar Covid-19. Itu Dasar Kebijakan New Normal di Tanah Air

POS-KUPANG.COM - Rencana pemberlakukan new normal atau tatanan kehidupan baru di Tanah Air, sudah dipertimbangkan secara matang oleh pemerintah.

Hal ini ditegaskan langsung oleh Tenaga Ahli Utama, Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin.

Ali Ngabalin mengatakan, tidak mungkin pemerintah atau Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan asal-asalan.

Dalam perencanaan New Normal ini, kata Ali Ngabalin, Presiden Jokowi telah membicarakan dengan para pakar dan para ahli yang kompeten terkait kasus Covid-19.

Puji Kebijakan Jokowi Maia Estainty Dimaki-maki Sosok Ini, Istri Irwan Mussry Lakukan Hal Tegas Ini

Apresiasi Gugus Tugas Covid NTT: Konser Amal Tribunners Jadi Inspirasi Tularkan Virus Kemanusiaan

Tampilan Aldo Longa, The Voice Indonesia 2018 Berubah Total di Konser Amal Tribuners Peduli

Hal ini diungkapkan Ali Ngabalin dalam acara Dua Sisi yang tayang di kanal Youtube Talk Show tvOne, Kamis, 28 Mei 2020.

"Saya pastikan bahwa tidak mungkin satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah itu tanpa ada pertimbangan, baik dari pertimbangan penelitian, para ahli, dan lain-lain," ujar Ali Ngabalin.

Menurut Ali Ngabalin, pemerintah juga akan mempertimbangkan beberapa indikator penting sebelum benar-benar melangsungkan New Normal.

Mulai dari kesiapan sarana dan prasarana rumah sakit, hingga meningkatkan jumlah pengetesan masif dan pelacakan kasus.

"Termasuk diantaranya adalah kesiapan rumah sakit," katanya.

"Kemudian tadi adalah survaillance-nya, kekuatan seberapa jauh kemampuan pemerintah dalam melakukan tes spesimen," sambungnya.

Ali Ngabalin kemudian menyinggung soal vaksin virus corona yang belum akan ditemukan dalam waktu dekat.

Oleh karenanya, ketika vaksin belum ditemukan maka virus tersebut juga belum akan bisa diatasi penuh.

Itu artinya mau tidak mau harus bisa menyesuaikan dengan virus yang satu ini.

"Kemudian juga ada hal yang paling terpenting itu, kita kan mendapatkan pengumuman informasi yang disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia terhadap vaksin dan obat yang kemungkinan itu tidak dalam satu dua minggu atau tidak dalam satu dua bulan ditemukan," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved