Desa Wehali Dijadikan Pilot Project Program STBM

Wilayah Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka akan dijadikan pilot project program STBM

Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Edi Hayon
Direktur Yayasan Pijar Timur, Vinsen Kia Beda bersama elemen terkait berfoto bersama usai kegiatan sharing pendapat di Puskesmas Betun, Kamis (28/5/2020). 

POS-KUPANG.COM | BETUN - Wilayah Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka akan dijadikan pilot project program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM).

Ada lima pilar utama yang diharapkan bisa diwujudkan dalam bersama dalam jalinan kerjasama antara Yayasan Pijar Timur bersama Puskesmas Betun. Untuk tahap pertama akan diterapkan Pilar pertama berupa bebas buang air besar (BAB) sembarangan.

Direktur Yayasan Pijar Timur, Vinsen Kia Beda menyampaikan hal ini kepada Wartawan di sela-sela kegiatan evaluasi bersama di Puskesmas Betun, Kamis (28/5). Turut hadir, Kepala Puskesmas Betun, Irene K Tey Seran, SKM, Kepala Desa Wehali, Johanes Roby Tey Seran, SE, bersama perangkat, perwakilan TNI dan Polri, jajaran kesehatan lainnya.

Letda Pnb Ajeng, Perempuan Pertama Calon Penerbang Tempur : Saya Sadar Ini Profesi Berbahaya

Vinsen menjelaskan, sebagai lembaga yang selama ini bermitra dengan Plan International Indonesia, pihaknya sangat fokus pada persoalan kesehatan lingkungan.

Ada lima pilar perhatian pihaknya yakni, masalah BAB sembarangan bukan di jamban, pola cuci tangan pakai sabun, pengolahan air minum dan makanan sehat, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga.

Kejari TTU Hentikan Sementara Penyelidikan Dugaan Korupsi Dana Hiba Unimor Senilai Rp 4 Miliar

Khusus di Kabupaten Malaka, jelas Vinsen, titik perhatian pada 12 kecamatan dengan tiap kecamatan jadi desa model. Maksudnya ada pola penerapan lima pilar itu apabila sukses di tiga desa dimaksud maka direplikasi kabupaten untuk desa lain di kecamatan tersebut.

"Kita bangun kerjasama dengan Puskesmas Betun dan kita lakukan perdana nanti di Desa Wehali. Kita sudah hadirkan para pihak untuk saling berbagi informasi tentang kondisi kesehatan lingkungan. Kita data dulu lalu melihat kondisi riil di lapangan," tutur mantan Jurnalis ini.

Dikatakannya, setelah semua data tersinkron secara baik maka langkah berikutnya adalah dilakukan deklarasi bersama untuk mewujudkan dahulu pilar pertama berupa bebas BAB sembarangan.

" Deklarasi kita siap laksanakan setelah selesaikan komitmen bersama dulu. Nanti kita komunikasikan lagi dengan Pokja AMPL (air minum penyehatan lingkungan) Kabupaten Malaka," tambahnya.

Kepala Puskesmas Betun, Irene K Tey Seran, SKM menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Pijar Timur yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan lingkungan.

"Untuk program kesehatan lingkungan sudah menjadi agenda rutin kami setiap Minggu sekali ada kegiatan Jumat Bersih. Memang karena adanya virus corona ini makanya sementara waktu agak jedah," katanya.

Terkait adanya BAB sembarangan, Irene menjelaskan, saat ini sudah tidak ada lagi. Hal ini karena kesadaran warga untuk membuat jamban keluarga.

"Ada jamban sehat di rumah-rumah. Kalau soal BAB sembarangan relatif kecil. Kita selalu sosialisasi kepada warga mengenai pola hidup sehat. Kami berterima kasih buat Yayasan Pijar Timur yang siap membantu kami dalam upaya mewujudkan cita--cita bersama menjadikan Desa Wehali sebagai pilot project Program STBM," jelas Irene. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved