Warga Numba Ende Reaktif Rapit Tes Tidak Mau Dikarantina, Begini Penjelasan Kades

Gugus Tugas Covid-19 lantas menjemput warga yang reaktif untuk dikarantina di Rumah Jabatan Bupati, beberapa hari lalu

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
Shutterstock)
Lihat Foto Ilustrasi rapid test virus corona 

Warga Numba Ende Reaktif Rapit Tes Tidak Mau Dikarantina, Begini Penjelasan Kades

POS-KUPANG.COM | ENDE - Gugus Tugas Covid-19 Ende melakukan penelurusan warga Dusun Numba Besar Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende yang kontak erat dengan pasien Covid-19, hasilnya 13 orang dinyatakan reaktif.

Gugus Tugas Covid-19 lantas menjemput warga yang reaktif untuk dikarantina di Rumah Jabatan Bupati, beberapa hari lalu, namun ada yang belum mau menjalani karantina terpusat.

Kades Raporendu Ode Madi Haris saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Senin (25/5/2020) mengatakan sejauh ini warga yang reaktif dan sedang menjalani karantina terpusat di Rumah Jabatan Bupati Ende 8 orang.

Dia menjelaskan ada 5 warga yang tidak dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Ende. "Satu orang karena kondisinya tidak memungkinkan, makanya buat surat pernyataan. Sementara yang lainnya tanpa alasan kenapa mereka tidak mau dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Ende," ungkap Haris.

Dia katakan, jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Ende terbanyak dari Dusun Numba Besar yakni empat orang. Total pasien Covid-19 di Kabupaten Ende orang, empat dari Numba Kecamatan Nangapanda dan dua dari Klaster Magetan dari Ende Selatan dan Ende Timur.

Menurut Kepala Desa Raporendu, Ode Madi Haris, pasca adanya pasien Covid-19 dari Dusun Numba Besar, dusun tersebut makin sepi. "Yah beginilah keadaannya hampir tidak ada manusia yang lewat di luar rumah," ungkapnya.

Dia katakan, sebagian besar mata pencaharian warga Dusun Numba Besar yakni petani dan nelayan, hanya dua orang saja yang pegawai negeri sipil.

Haris menyebut, di dusun Numba Besar, ada sekitar lima puluhan rumah, dengan jumlah jiwa sekitar 68 hingga 70 jiwa termasuk pasien Covid-19 dan delapan warga reaktif rapit tes yang saat ini tengah diisolasi di RSUD Ende dan dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Ende.

"Jadi baru-baru ini ada tracing, rapit tes termasuk saya juga, tapi saya non reaktif makanya tetap di rumah. Karena dekat pantai yah sebagian besar mereka nelayan ada juga yang petani, PNS hanya dua orang," ungkapnya.

Haris mengatakan, warga enggan keluar rumah, apalagi sampai ke luar dari dusun atau dari Desa Raporendu.

"Sebabnya kalau keluar desa atau dusun, kami alami sendiri, orang takut dengan kami, misalnya ketemu di jalan, mereka bilang wah itu tuh yang dari Raporendu atau dari Numba," ungkapnya.

Dampaknya, kata Haris ekonomi warga sangat terganggu karena warga tidak bisa pergi menjual ikan untuk mendapatkan uang, berbelanja dan keperluan lainnya.

"Siapa yang mau beli siapa yang berani dekat, otamatis tidak bisa pergi jual ikan cari uang, beli beras, beli sayur," ungkapnya.

Soal ekonomi, lanjutnya, paling parah dirasakan oleh keluarga yang kepala keluarganya saat ini tengah dikarantina di Rumah Jabatan Bupati Kabupaten Ende.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved