China Akhirnya Mengaku Simpan Virus Corona di Lab Wuhan, Ngotot Mustahil Terjadi Kebocoran

Akhirnya, China mengaku simpan virus corona di lab Wuhan jadi perbincangan hangat dunia. Sebuah pengakuan China simpan virus corona di lab Wuha

Editor: Ferry Ndoen
Institut Virologi Wuhan via Daily Mail
Dua peneliti China lakukan penelitian Kelelawar di Wuhan 

Dilansir AFP Minggu (24/5/2020), mereka merujuk kepada Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003-2004 silam.

"Kami tahu bahwa keseluruhan genome SARS-Cov-2 hanya sekitar 80 persen dari SARS. Jadi sangat berbeda," beber sang direktur.

Wang menuturkan, berdasarkan penelitian Profesor Shi terdahulu, mereka tidak memerhatikan jika ada virus yang hampir mirip dengan SARS.

Dokter Ai Fen, direktur departemen darurat Rumah Sakit Wuhan yang pertama kali menyebarkan informasi mengenai penemuan virus corona akhir Desember 2019.
Dokter Ai Fen, direktur departemen darurat Rumah Sakit Wuhan yang pertama kali menyebarkan informasi mengenai penemuan virus corona akhir Desember 2019. (People/Handout via SCMP)

Khawatir Gempuran Virus Gelombang 2

Wuhan meluncurkan proyek pengujian virus coronamassal setelah kasus baru memicu kekhawatiran kedatangan gelombang kedua.

Wuhan, kota di Cina, tempat virus korona pertama kali muncul, telah memiliki enam infeksi baru.

Foto-foto yang beredar menunjukkan orang-orang di China yang antri untuk diambil sampelnya oleh petugas medis.

Ironinya, mereka mengabaikan pembatasan jarak dan bahkan terlihat beberapa perawat yang dalam kasusu tertentu tidak mengenakan sarung tangan.

Dilansir dari Daily Star, Senin (18/5/2020), proyek pengujian massal itu besar bertujuan untuk menguji kota, dengan populasi 11 juta, dalam 10 hari.

Tetapi itu akan membutuhkan 800.000 tes sehari dan kota ini hanya memiliki kapasitas untuk 100.000 sehari, lapor The Times.

Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan pada awal tahun lalu.

Sumbernya belum dikonfirmasi, meskipun diduga penyakit ini mungkin berasal dari pasar penjual hewan-hewan liar.

Sejak itu virus telah membunuh lebih dari 300.000 orang dan telah menginfeksi lebih dari 4 juta orang.

China telah dikritik oleh Presiden AS Donald Trump setelah dia menuding bahwa China tidak mengungkapkan dengan jujur sejauh mana penyebaran wabah tersebut.

Itu bahkan menyebabkan China memberi cap AS sebagai "bayi raksasa" setelah mengancam akan "memutus seluruh hubungan".

Dua peneliti China lakukan penelitian Kelelawar di Wuhan
Dua peneliti China lakukan penelitian Kelelawar di Wuhan (Institut Virologi Wuhan via Daily Mail)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved