Ambulans Tertahan di Sikka, Ibu Hamil Asal Larantuka Nyaris Tak Tertolong
Pasien ibu hamil itu mengalami pendaraan saat mobil ambulans yang membawanya dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur, tertahan
POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Nyawa Marselina nyaris tak tertolong. Pasien ibu hamil itu mengalami pendaraan saat mobil ambulans yang membawanya dari Larantuka, Kabupaten Flores Timur, tertahan di wilayah Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Sabtu (23/5).
Hal itu terjadi menyusul aksi menutup jalan yang dilakukan Kepala Desa Hikong Agustinus Adeodatus bersama warga. Antrean kendaraan mengular, baik dari arah Larantuka maupun arah Maumere, Sikka.
Ambulans yang membawa Marselina tertahan sekitar 1 jam lebih. Setelah negosiasi akhirnya warga mengizinkan ambulans melintas.
• Penerima BLT Polisikan Kepala Desa
Marselina merupakan pasien RSUD Larantuka. Ia dirujuk ke RSUD dr TC Hillers Maumere karena mau melahirkan secara operasi.
Suami Marselina, Yohanes Diaz mengatakan, istrinya dirujuk ke RSUD dr TC Hillers Maumere karena RSUD Larantuka tidak memiliki alat operasi.
"Saat dalam perjalanan, mobil ambulans tertahan di Desa Hikong akibat penutupan jalan. Pada saat itu juga istrinya dalam kondisi pendarahan. Saya dengan istri di dalam ambulans. Posisi mobil kami ada di belakang karena banyak kendaraan juga tertahan. Ada dua bidan yang turun dari mobil untuk meminta izin kami lewat. Sekitar satu jam mobil ambulans kami tertahan," tutur Yohanes kepada wartawan di RSUD Maumere, Senin (25/5) siang.
• Warga Kampung Jawang Matim Tewas Terporosok Jurang
"Tiba di RSUD Maumere, saat diperiksa bayi dalam kandungan istri saya sudah meninggal. Kalau tidak tertahan, kemungkinan bayi dalam kandungan istri saya bisa diselamatkan," tambah Yohanes.
Ia menjelaskan, bayi yang meninggal berjenis kelamin laki-laki, merupakan anak keempat. "Istri saya setelah operasi dalam kondisi sehat-sehat saja. Sementara masih dirawat," katanya.
Yohanes berharap, kejadian serupa tidak terulang. Menurutnya, mobil ambunlans tidak boleh terlambat saat membawa pasien yang kritis.
"Saya pasrah atas kematian bayi saya. Ini mungkin rencana Tuhan. Intinya jangan ada lagi penutupan akses jalan selama masa Covid-19," ucap Yohanes
Penutupan jalan di Hikong buntut dari perlakuan tidak manusiawi petugas Posko Perbatasan Boru, Kabupaten Flores Timur terhadap Kepala Desa Hikong Agustinus Adeodatur dan pelaku ekonomi lainnya.
Kasus ini berawal dari Agustinus hendak mengambil uang di ATM Boru. Petugas meminta Agustinus memperlihatkan hasil rapid test bebas Corona, karena hal itu sebagai syarat.
Lantaran Agustinus tidak punya hasil rapid test sehingga petugas meminta kartu ATM untuk melakukan penarikan uang. Agustinus tidak bersedia sehingga pulang ke Hikong dengan kecewa. Hal yang sama terjadi kepada pelaku ekonomi mikro.
Sekertaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Ferdinandus Lepe menjelaskan, penutupan jalan oleh Kepala Desa Hikong dan warga karena kecewa dengan petugas Gugus Tugas Covid-19 Flores Timur yang bertugas di perbatasan. Petugas menyebutkan warga Hikong dan masyarakat Kabupaten Sikka pembawa virus sehingga mereka tidak dizinkan masuk wilayah Boru. Warga dizinkan apabila menunjukkan hasil rapid test bebas Corona.
Menurut Ferdi, penutupan jalan dilakukan Sabtu pukul 14.00 Wita. Pada saat pengerjaan penutupan jalan, ada salah satu mobil ambulans yang muat pasien kecelakaan patah tulang dari Flores Timur menuju Sikka diizinkan lewat oleh warga Desa Hikong.