Lelaki asal Ile Ape Timur Pasrah Tak Terima Bantuan Pemerintah

Bantuan Sosial Tunai (BST) yang disalurkan Kementerian Sosial menuai banyak protes dari warga di Kota Lewoleba

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RICARDUS WAWO
Yoseph Soto, 65 tahun, warga RT 12 RW 04 Kelurahan Lewoleba Tengah berada di rumahnya, Jumat (22/5/2020) 

Mantan Penarik Becak di Lewoleba Pasrah Tak Terima Bantuan Pemerintah 

POS-KUPANG.COM|LEWOLEBA- Bantuan Sosial Tunai (BST) yang disalurkan Kementerian Sosial menuai banyak protes dari warga di Kota Lewoleba, Kabupaten Lembata.

Sebagian dari mereka memprotes masalah perbedaan data yang diusulkan dari tingkat RT dan data definitif penerima BST Covid-19.

Ada yang mengamuk di kantor kelurahan dan adapula yang menolak menerima bantuan yang disalurkan via Kantor Pos Indonesia itu.

Di lain pihak, ada juga warga miskin yang memilih diam dan pasrah nama mereka tak masuk dalam daftar penerima. Salah satunya adalah Yoseph Soto, 65 tahun, warga RT 12 RW 04 Kelurahan Lewoleba Tengah.

Yoseph Soto adalah mantan penarik becak di Kota Lewoleba dua dekade silam. Saat becak sudah tak jadi moda transportasi utama lagi dan mulai punah, Bapak enam orang anak ini sempat beralih profesi menjadi petani dan penjaga rumah makan Padang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Ekonomi keluarga semakin goyah ketika istrinya Kristina Ngajinem meninggal dunia setahun yang lalu. Yoseph dan Kristina memang sempat bekerja bersama di salah satu rumah makan Padang. Kala Kristina berpulang, suaminya Yoseph sudah tak bekerja di rumah makan lagi.

Dia masih punya tanggungan dua orang anak yang masih sekolah. Sedangkan anaknya yang lain sudah berkeluarga.

Lelaki asal Ile Ape Timur ini sampai saat ini juga belum mendapat bantuan dalam bentuk apa pun dari pemerintah seperti Program Keluarga Harapan dan Bantuan Pangan Non Tunai serta bantuan pemerintah lainnya.

Yoseph juga tak terakomodasi untuk menerima Bantuan Sosial Tunai (BST) Covid-19 meski sudah didata. 
Ditemui Jumat, (22/5/2020), dirinya mengaku sudah menyetor KTP dan KK saat didata ketua RT beberapa waktu lalu.
Namun saat bantuan tersebut disalurkan, Kamis (21/05/20), anak kandungnya, Yuliana Margawati yang datang ke kantor Lurah Lewoleba Tengah sejak pagi hingga selesai penyaluran, nama ayahnya tak kunjung dipanggil petugas.

“Saya ke kantor lurah kemarin, saya tunggu-tunggu, ternyata nama bapa saya tidak dibacakan. Lalu saya juga pasrah karena mungkin itu bapa punya nasib”, ungkap Yuliana mewakili ayahnya yang sedang sakit.

Ketua RT 12, Antonia Solo, mengatakan, Yoseph dan beberapa warga miskin telah ia daftarkan bersama penerima lainnya.

Namun setelah dilakukan sensor di tingkat kelurahan, nama kedua warganya tersebut tidak terakomodir. Bahkan ada warga kelurahan lain dan warga RT lain malah masuk sebagai penerima di RT.12.

“Kemarin ada pegawai kelurahan yang datang minta saya untuk datangi beberapa warga untuk memulangkan uang. Entah apa maksudnya” ujar Antonia.

Terpisah, Sekertaris Lurah Lewoleba Tengah, Anselma Puhugelong kepada wartawan mengatakan, nama KK yang diusulkan RT, seluruhnya dilanjutkan ke Dinas Sosial Kabupaten Lembata.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved