Update Corona di NTT
UGD RSUD Kefamenanu-TTU Ditutup Sementara. Ini Biang Penyebabnya
Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah, RSUD Kefamenanu, Kabupaten TTU, menutup sementara pelayanan di ruangan unit gawat darurat di rumah sakit tersebut.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
Dari hasil rapit test tersebut, manajemen RSUD Kefamenanu, TTU membuat surat rujukan agar pasien tersebut dirawat di RSUD Atambua, Ibukota Kabupaten Belu.
Ketika pasien tersebut dirujuk ke RSUD Atambua, manajemen RSUD Kefamenanu langsung mengeluarkan pengumuman kepada masyarakat TTU dan sekitarnya dengan menyebutkan bahwa UGD RSUD Kefamenanu akan ditutup sementara waktu.
Ternyata, saat ini Sebanyak 29 petugas medis yang bertugas di RSUD Kefamenanu harus menjalani rapid test setelah menangani satu pasien ibu hamil yang di reaktif virus corona setelah dilakukan rapid test.
Sementara itu, sebanyak 12 orang petugas medis yang lainnya hanya dilakukan screening karena ikut menangani pasien yang berasal dari Oenopu tersebut.
Juru Bicara Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 TTU, Kristoforus Ukat, mengatakan hal itu kepada POS-KUPANG.COM, saat ditemui di ruang kerjannya, Senin (18/5/2020).
Kristoforus mengatakan, secara keseluruhan jumlah petugas medis yang menjalani screning dan rapid tes sebanyak 41 orang. Mereka di screning dan di rapid tes karena menangani pasien ibu hamil tersebut.
"Petugas medis yang tangani pasien ibu hamil total ada 41 orang, dengan rincian kelompok pertama yang discrening ada 29, yang rapid ada 19, terus kelompok kedua 13 yang discrening ada 10 yang rapid tes," ujarnya.
Kristoforus mengungkapkan, petugas medis yang menjalani rapid test tersebut dianjurkan untuk melakukan karantina selama 14 hari kedepan.
"Tapi ada sebagian yang dikarantina secara mandiri, dan sebagiannya lagi karantina secara terpusat di Rusunawa. Tergantung dari kondisi rumah mereka," ungkapnya.
Kristoforus menambahkan, pihaknya belum mengantongi hasil rapid tes terhadap 29 tenaga medis tersebut, sehingga belum dapat menyampaikan secara langsung kepada publik.
Ia berjanji, apabila nanti pihaknya sudah mengantongi hasil rapid tes, maka akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Bupati apakah akan disampaikan ke publik atau tidak.
"Karena kita takut psikologi dari para petugas medis kita. Atau nanti kita hanya sampaikan jumlah saja juga lihat saja keputusan nanti seperti apa," pungkasnya.(POS-KUPANG.COM, Frans Krowin)