Berita Rocky Gerung
Rocky Gerung Sindir Kebijakan Jokowi Sebut Wapres Maruf Amin Tak Layak Bekerja Ungkit Anies Baswedan
Ia lebih dulu memnyindir kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memeras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam penanganan Corona.
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
Rocky Gerung Sindir Kebijakan Jokowi , Sebut Wapres Maruf Amin Tidak Layak Bekerja, Ungkit Anies Baswedan
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Pengamat Rocky Gerung yang juga sahabat Ahmad Dhani menyebut mengaku paca kebijakan Jokowi, maka hanya mereka yang berumur di bawah 45 tahun yang bisa bekerja di tengah pandemi Corona.
Ia lebih dulu memnyindir kalau Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memeras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam penanganan Corona.
"Ibu Sri Mulyani memeras Anies Baswedan itu kaya emak-emak yang meminta ulang duit jajan yang udah dikasih untuk anaknya pagi-pagi. Kan duit jajan negara itu ada di Anies dan segala macam. Ya udah lah biar Anies Lakukan dengan kemampuannya sendiri," kata Rocky Gerung.
Tidak hanya kepada Anies Baswedan, Rocky Gerung juga melihat uang jajan negara ini ditagih Sri Mulyani kepada para gubernur.
"INi mau ditagih ulang kepada gubernur-gubernur. Kan dari awal itu kan. Sri Mulyani dari awasl nagih dari daerah dan segala macam," tegas Rocky Gerung.
Rocky Gerung pun menganggap Sri Mulyani itu kebingungan.
"Sri Mulyani itu bingung sendiri. Karena sebagai kasir, dia tau mana balance kiri mana balance kanan. Dan dia dipaksa oleh keadaan, bahwa rezim ini tidak akan mengalami liquidity trap. tidak akan mengalami kemandegan ekonomi," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung menjelakan Sri Mulyani memang dipasang untuk memperlihatkan optimisme.
"Tetapi bahasa tubuhnya bahasa pesimisme. AKibatnya bawah sadarnya keluar, ah gua peras dulu ya si Anies dan gubernur lain yang kaya-kaya" ujarnya.
"Sri Mulyani itu sepergi ibu yang kasih uang jajan anaknya, terus anaknya belum sampai sekolah uang jajan sudah diambil kembali, ya marah lah anaknya," tegas Rocky Gerung.
Selain menyoroti Sri Mulyani, Rocky Gerung juga mengkritik buruknya manajemen informasi terkait dengan penanganan Corona di Indonesia oleh Istana.
Awalnya Hersubeno Arief mengatakan bahwa Rocky Gerung termasuk orang yang masuk kriteria tidak layak untuk bekerja karena umurnya di atas 45 tahun.
"Anda termasuk orang yang tidak layak untuk bekerja menurut kriteria pemerintah," kata Hersubeno Arief.
"Saya tidak layak bekerja. Tapi lebih banyak lagi yang tidak layak di Istana yang di atas 50 tahun banyak yang tidak layak bekerja lagi," ujarnya.
Rocky Gerung pun menyebut Wakil Presiden Maruf Amin.
"Wapres tidak layak bekerja, Menko-menko tidak layak bekerja hahahaha. Jadi mereka suruh orang yang 45 tahun yang bekerja. Kalau saya memang tidak layak bekerja karena dari dulu saya nganggur gak bekerja ," kata Rocky Gerung.
"Tapi bahayanya kalau aturan itu diterapkan banyak di istana yang tidak bekerjalagi dong ya," kata Hersubeno Arief.
"Memang, logikanya begitu kan. Kalau dia 45 tahun mungkin ya 30 persen dan itu millenial semua tuh kan. jadi yang boleh bekerja tuh millenial. Millenial tuh yang kerjaannya merampok. Ajaib," sindirRocky Gerung.
Ucapan Rocky Gerung seolah ditunjukkan kepada para staf Millenial Jokowi di Istana.
Seperti diketahui, du staf millenial Jokowi mundur setelah disorot karena terlibat konflik kepentingan.
Mereka adalah Andi Taufan Garuda Putra CEO Ruangguru Adamas Belva Delvara.
* Andi Taufan Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden
Andi Taufan Garuda Putra mengundurkan diri dari posisi Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Pengumuman pengunduran diri Andi dari jajaran stafsus milenial diumumkan dalam sebuah surat terbuka yang ditandatanganinya pada Jumat (24/4/2020).
Surat pengunduran diri tersebut telah dikonfirmasi dan dibenarkan oleh Andi Taufan.
"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Andi dalam surat itu.
Andi menyebutkan, pengunduran diri ini semata-mata dilandasi keinginan yang tulus untuk dapat mengabdi secara penuh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama yang menjalankan usaha mikro dan kecil.
Ia pun mengaku sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Presiden atas kepercayaan, pelajaran, dan nilai-nilai yang diberikan selama ini.
"Dalam kurun waktu tersebut, saya menyaksikan sendiri bagaimana beliau adalah sosok pemimpin teladan yang bekerja keras dengan tulus dan penuh dedikasi demi kebaikan seluruh masyarakat dan masa depan Indonesia," kata dia.
Namun, ia juga mengaku tidak luput dari berbagai kekurangan.
"Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik," kata dia.
Andi Taufan baru-baru ini tersandung polemik terkait konflik kepentingan.
Polemik itu muncul setelah dia menyurati para camat untuk menitipkan perusahaannya PT Amarta Fintech dalam penanggulangan virus corona (Covid-19).
Setelah surat itu bocor ke publik, Andi meminta maaf dan mengaku telah menarik surat yang dimaksud.
Selain Andi, belum lama ini CEO Ruangguru Adamas Belva Delvara juga mundur dari posisi Staf Khusus Presiden.
Keputusan itu diambil usai penunjukan Ruangguru sebagai mitra program Kartu Prakerja menuai polemik. Sebab, Belva dinilai sarat konflik kepentingan dengan posisinya saat itu sebagai Stafsus Presiden
* Adamas Belva Devara mengundurkan diri dari posisi Staf Khusus Presiden Joko Widodo.
"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," tulis Belva di akun Instagram miliknya, Selasa (21/4/2020).
Belva mengundurkan diri berkaitan dengan terpilihnya Ruang Guru, perusahaan yang didirikan dan dipimpinnya, sebagai mitra program Kartu Prakerja.
Mengutip keterangan Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO), Belva menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam terpilihnya Ruang Guru.
Sebab, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku dan pemilihan mitra pun dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.
"Namun, saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin membuat polemik mengenai asumsi atau persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
"Yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19," ucap Belva.
Belva pun berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran dirinya.
Walau singkat, Belva merasa banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden.
"Saya merasakan betul bagaimana semangat Bapak Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan," kata dia.
"Sehingga di manapun saya berada, di posisi apa pun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI," ucap Belva.
Dalam tulisan itu, Belva juga menjelaskan, ia tidak dapat merespons pertanyaan-pertanyaan media dalam beberapa hari terakhir karena ingin fokus dalam menyelesaikan masalah ini terlebih dahulu.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Belva Devara Mundur dari Staf Khusus Presiden",https://nasional.kompas.com/read/2020/04/21/18470591/belva-devara-mundur-dari-staf-khusus-presiden.
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Andi Taufan Mundur dari Jabatan Stafsus Presiden", h tps://nasional.kompas.com/read/2020/04/24/11242621/andi-taufan-mundur-dari-jabatan-stafsus-presiden?page=all#page3