Renungan Katolik : Memaknai Surat-Surat dari Molokai-Hawaii (6) Pentingnya Solidaritas Universal
Utamanya solidaritas universal terbangun karena berkaitan dengan masalah kemanusiaan dan perdamaian.
Renungan Harian Katolik : Memaknai Surat-Surat dari Molokai-Hawaii (6) Pentingnya Solidaritas Universal
RD. Maxi Un Bria
Minggu, 17 Mei 2020
Dalam menghadapi wabah dan musibah nasional maupun dunia yang mengancam kehidupan manusia di bumi ini , umumnya terbangun kesadaran dan solidaritas universal antar bangsa yang memiliki kepedulian dan perhatian untuk bersama-sama mengatasinya.
Utamanya solidaritas universal terbangun karena berkaitan dengan masalah kemanusiaan dan perdamaian.
Dalam frame berpikir demikian dimensi hubungan internasional yang dibangun dan dirawat antar bangsa menjadi sangat relevan. Karena tidak mungkin kita hidup sendirian dan mengandalkan kekuatan sendiri.
Kita selalu membutuhkan bangsa lain dan berkepentingan terkoneksi dengan mereka dan sebaliknya .
Makna universalitas dan hubungan internasional menjadi penting dan relevan dalam membangun hidup sosial masyarakat, gereja dan bangsa.
Pada tahun 1840 wabah lepra memasuki kepulauan Hawaii . Karena semakin tersebar luas, pemerintah berpendapat bahwa penyakit itu hanya dapat diberantas dengan mengucilkan para penderita dari masyarakat.
Sekitar tahun 1886 di bagian utara Molokai didirikan pemukiman penderita kusta pada sebuah seminanjung.
Pemukiman itu bagai penjara alam, karena terpisah oleh laut dan oleh sebuah gunung yang curam, yang dalam bahasa Hawaii disebut ‘pali’. Jumlah penderita berkisar 500-1000 ditempatkan di kampung Kalawao dan Kalaupapa.
Pemerintah memberikan jaminan medis dan subsidi yang terbatas berupa pakayan dan kebutuhan pangan yang ikut meringankan beban hidup mereka.
Untuk menangani wabah lepra dengan lebih baik, Pemerintah Hawaii meminta bantuan dari para dokter termashur seperti Dokter Goto Massanao dari Jepang dan dokter Eduard Arning dari Jerman, seorang murid dari dokter Albert Neisser yang terkenal pada masa itu . ( E. Brion,1988; 8 )
Pater Damian percaya pada penyelenggaraan Ilahi. Pertolongan Tuhan selalu datang pada waktunya. Imannya yang kokoh terhadap penyertaan Tuhan dan tuntunan Roh Kudus telah menggerakkan hatinya untuk membangun dan mengembangan relasi internasional dalam menangani wabah lepra di Molokai.
Sabda Yesus “ Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberi kepadamu seorang penolong yang lain. Supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya”. ( Yoh 14 :16 ).