Virus Corona
Rahasia Vietnam Sukses Hadapi Virus Corona, Operasi Pelacakan hingga Lockdown Seribu Orang Pertama
Vietnam yang mempunyai jumlah penduduk mencapai 97 juta jiwa, hanya melaporkan ratusan kasus positif virus corona yang terjadi di negaranya.
Operasi pelacakan kontak yang luas tengah berlangsung.
"Ini adalah negara yang telah menangani banyak wabah di masa lalu," ujar kata Prof Thwaites, dari SARS (2003) hingga flu burung (2010) dan wabah besar campak dan demam berdarah.
Pemerintah dan populasi sangat terbiasa menangani penyakit menular dan mungkin lebih menghormatinya dibandingkan negara -negara yang lebih kaya.
Vietnam tahu bagaimana menanggapi hal-hal tersebut.
Pada pertengahan Maret, Vietnam mengirim semua orang yang memasuki negaranya dan siapa pun di dalam negara tersebut yang melakukan kontak dengan kasus yang dikonfirmasi ke pusat karantina selama 14 hari.
Sebagian besar biaya ditanggung pemerintah, meskipun akomodasi tidak selalu mewah tapi membuat orang yang berpotensi terinfeksi menjauh dari masyarakat umum.
Prof Thwaites menuturkan, karantina dalam skala yang begitu luas menjadi kunci, lantaran bukti menunjukkan bahwa sebanyak setengah dari semua orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Semua orang di karantina diuji sakit atau tidaknya, dan dia mengatakan jelas bahwa 40 persen dari kasus Vietnam yang dikonfirmasi, tidak akan tahu bahwa memiliki virus jika tidak diuji.
Jika mempunyai level pembawa asimptomatik, satu-satunya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan yaitu mengunci orang-orang tersebut, karena jika dibiarkan berkeliaran akan menyebarkan infeksi.
Hal ini juga membantu menjelaskan tidak adanya kematian di negara ini.
Sebagian besar orang Vietnam yang kembali adalah pelajar, turis atau pelancong bisnis, di mana mereka cenderung lebih muda dan sehat.
Mereka mempunyai peluang yang lebih baik untuk melawan virus itu sendiri.
Sehingga, sistem medis dapat memfokuskan sumber dayanya pada beberapa kasus kritis.
Sementara Vietnam tidak pernah melakukan penguncian nasional secara total, negara ini menyerbu klaster yang baru muncul.
Pada Februari, setelah beberapa kasus di Son Loi, utara Hanoi, lebih dari 10.000 orang yang tinggal di daerah sekitarnya ditutup.