Tata Cara Hubungan Intim dalam Islam, Bolehkah Istri ‘Minta’ Duluan? Ternyata Ini Ganjarannya

Berhubungan intim antara suami istri ternyata tidak seenaknya walaupun dengan suami atau istri sah. Semua itu diatur dalam agama dan adat istiadat.

Editor: Agustinus Sape
TribunJambi
Ini hukumnya istri minta duluan berhubungan intim menurut Islam 

Karena ada hadist menyatakan.

“Apabila kalian melakukan senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang seperti telanjangnya himar “ 

2. Memperindah Diri

Sebelum bermalam pertama, sangat disukai untuk memperindah diri masing-masing dengan berhias, memakai wewangian, serta bersiwak.

Berdasarkan sebuah hadits dari Asma’ binti Yasid radhiyallaahu ‘anha ia menuturkan, “Aku merias Aisyah untuk Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam.

Setelah selesai, aku pun memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Beliau pun duduk di sisi Aisyah.

Kemudian diberikan kepada beliau segelas susu. Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam meminum susu tersebut dan menyerahkannya pada Aisyah.

Aisyah menundukkan kepalanya karena malu.

Maka segeralah aku menyuruhnya untuk mengambil gelas tersebut dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR Ahmad, sanad hadits ini dikuatkan oleh Al-Allamah Al-Muhadits Al-Albani dalam Adabul Zifaf].

Adapun disunnahkannya bersiwak, karena adab yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau selalu bersiwak setiap setiap hendak masuk rumah sebagaimana disebutkan oleh Aisyah radhiyallaahu ‘anha dalam Shahih Muslim.

Selain itu akan sangat baik pula jika disertai dengan mempercantik kamar pengantin sehingga menjadi sempurnalah sebab-sebab yang memunculkan kecintaan dan suasana romantis pada saat itu.

Ilustrasi suami istri
Ilustrasi suami istri (TribunJambi.com)

3. Meletakkan Tangan di Ubun-ubun Istri

Hendaknya suami meletakkan tangannya pada ubun-ubun istrinya seraya mendoakan kebaikan dengan doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan tabiatnya.”[HR. Bukhari dari sahabat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu 'anhu].

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved