Tata Cara Hubungan Intim dalam Islam, Bolehkah Istri ‘Minta’ Duluan? Ternyata Ini Ganjarannya

Berhubungan intim antara suami istri ternyata tidak seenaknya walaupun dengan suami atau istri sah. Semua itu diatur dalam agama dan adat istiadat.

Editor: Agustinus Sape
TribunJambi
Ini hukumnya istri minta duluan berhubungan intim menurut Islam 

Soal Tata Cara Hubungan Intim dalam Islam, Bolehkah Istri ‘Minta’ Duluan? Ternyata Ini Ganjarannya

POS-KUPANG.COM - Berhubungan intim antara suami istri ternyata tidak seenaknya walaupun dengan suami atau istri sah. Semua itu diatur dalam agama dan adat istiadat.

Dalam agama Islam, soal berhubungan intim antara suami istri ada tata cara atau adabnya.

Hal ini dilakukan supaya saat melakukan hubungan intim atau berhubungan seksual suami istri sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh agama, tak menyimpang dari tuntunan Aluran dan sunnah.

TribunJambi.com
Ilustrasi suami istri (TribunJambi.com)

Dikutip POS-KUPANG.COM dari laman nu.or.id, inilah keutamaan istri yang minta duluan pada suaminya untuk berhubungan intim.

Disebutkan, restu atau ridho suami bagi seorang istri memiliki arti yang sangat besar.

Restu suami atas istri menunjukkan bakti dan khidmat sang istri terhadap suaminya dalam bentuk perilaku keseharian yang tentunya dalam batas-batas kewajaran dan proporsional.

Khidmat dan bakti seorang istri yang diwujudkan dalam perilaku keseharian dan hubungan rumah tangga yang baik dapat menuai hasil yang sempurna di hari kiamat kelak sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

وعن أم سلمة رضي الله عنها، قالت قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم أيما امرأة ماتت، وزوجها عنها راض دخلت الجنة رواه الترمذي، وقال حديث حسن

Artinya, “Dari Ummu Salamah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW, ‘Perempuan mana saja yang meninggal dunia, sedangkan suaminya bersikap ridha atasnya, niscaya ia masuk surga,’” (HR At-Tirmidzi).

Rasulullah SAW menyebut arti penting khidmat dan bakti istri atas suami.

Seorang perempuan tidak hanya dituntut untuk mencari ridha Allah, tetapi juga restu suaminya.

Seorang perempuan mesti bersikap salehah secara ritual, tetapi juga baik secara perilaku dalam menjalani hubungan rumah tangga.

فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ...والذي نفس محمد بيده لا تؤدي المرأة حق ربها حتى تؤدي حق زوجها

Artinya, “Rasulullah SAW bersabda, ‘… Demi Allah, Zat yang memegang jiwa Muhammad, seorang perempuan belum memenuhi kewajiban Tuhannya hingga ia memenuhi kewajiban terhadap suaminya,’” (HR Ibnu Majah).

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved