Bocah 2 Tahun Tewas Terseret Air

Ini Penjelasan Bidan Feliberta Saat Temukan Korban di Dalam Saluran Irigasi

Korban ditemukan oleh seorang bidan saat hendak mengambil air di saluran irigasi itu didepan rumahnya.

Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
TKP Saluran Irigasi tempat ditemukan korban Aysa oleh Bidan Bidan Feliberta Osin. 

Ini Penjelasan Bidan Feliberta Saat Temukan Korban di Dalam Saluran Irigasi

POS-KUPANG.COM | BORONG---Bocah berinsial A (Aysa) berusia  2 tahun asal Kampung Jengok, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur tewas diseret air di saluran irigasi di Kampung Jengok, Sabtu (9/5/2020) sore sekitar pukul 15.00 Wita.

Bocah itu terseret air saat hendak mandi bersama kakak kandungnya Vera Arifin (8) tahun yang kini duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 2. Bocah itu ditemukan sekitar pukul 16.00 Wita sore harinya.

Bonifasius Mento (36) keluarga Korban ketika ditemui POS-KUPANG.COM di rumah duka di Kampung Jengok, Sabtu (9/5/2020) malam menceritakan korban bersama kakakNya pergi mandi di saluran Irigasi yang ada di Kampung Jengok dengan jarak sekitar 200 lebih meter dari rumah. Saat korban bersama kakaknya pergi mandi, posisi di rumah tidak ada orang.

"Kakek Korban saat itu pergi pindah ternak, sementara mama korban pergi sawah, nenek korban juga tidak ada di rumah, sementara korban punya bapa kerja di Borong. Jadi korban bersama kakaknya sendiri di rumah lalu pergi mandi, saat mandi itu korban terserat air yang cukup deras di saluran irigasi,"urai Bonifasius.

Bonifasius mengatakan, korban terserat air sekitar 500 meter hingga ditemukan sekitar pukul 16.00 Wita. Saat ditemukan tubuh korban masih hangat dan langsung dilarikan oleh pihak keluarga ke Puskesmas Borong, namun nyawa korban tetap tidak dapat diselamatkan.

Korban ditemukan oleh seorang bidan saat hendak mengambil air di saluran irigasi itu didepan rumahnya.

Feliberta Osin (29) bidan yang menemukan mayat Korban, ketika ditemui wartawan di kediamanya di Kampung Jengok, Sabtu (9/5/2020) malam menceritakan, sekitar pukul 04.00 Wita ia menemukan korban sedang terhanyut air di saluran irigasi di depan rumahnya.

"Saya sedang bersih rumah pel lantai, jadi saya pergi mau ambil air di saluran irigasi itu. Saat saya mau ambil air saya lihat kain rok (pakian korban) terapung jadi saya tarik itu kain ternyata lihat tubuh korban, saya langsung angkat itu korban, hampir saya juga jatuh karena gemetar melihat korban,"urai Feliberta.

Feliberta didampingi suaminya Kristianus Olian Ningsi (30) mengatakan saat mengangkat jenazah korban tubuh korban sudah tidak bernyawa lagi. Ia dibantu oleh seorang perawat yang juga merupakan tetangganya sempat memberikan pertolongan pertama, namun nyawa korban sudah tak bisa diselamatkan alias sudah meninggal dunia.

Kristianus juga menambahkan, saat istrinya menemukan korban, istrinya memanggilnya dan ia langsung kelusr rumah dan meminta anak-anak tetangga yang sedang mandi di saluran irigasi untuk pergi memanggil orang tua korban. Kemudian keluarga korban datang mengambil korban kemudian korban langsung dibawa ke Puskesmas.

"Pas ditemukan juga korban sudah tidak bernyawa lagi. Diperkirakan sudah sekitar 1 jam korban diserat air,"kata Kristianus.

Kristianus juga menambahkan, seandainya pintu saluran irigasi di bagian cabang dibuka besar tentu korban akan terus terseret kebawa, namun karena pintu dibuka kecil sehingga korban seret ke saluran irigasi menuju ke depan rumah mereka.

18 Warga Desa Parumaan Dijemput Tim Covid 19 Guna Dirapid Test

Bocah Aysa Adalah Anak Yang Pintar

Warga Tablolong Hadiri Gerakan Nasi Ikan, Dilakukan oleh Sekolah Usaha Perikanan Menengah Kupang

"Tadi ibu temukan juga posisi sebagian tubub korban sudah masuk ke dalam tutupan saluran irigasi,"pungkas Kristianus. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM/Robert Ropo))

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved