News

86,5 Hektar Lahan Program Tanam Jagung Panen Sapi di TTS Gagal Panen, Otniel: Mayoritas Berhasil

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane, Rabu (6/5), membenarkan lahan tanaman jagung program TJPS mengalami gagal panen.

Penulis: Dion Kota | Editor: Benny Dasman
zoom-inlihat foto 86,5 Hektar Lahan Program Tanam Jagung Panen Sapi di TTS Gagal Panen, Otniel: Mayoritas Berhasil
POS-KUPANG.COM/DION KOTA
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane

 Laporan Wartawan Pos Kupang, Com, Dion Kota

POS KUPANG, COM, SOE - Lahan seluas 86,5 dari 350 hektare (ha) program tanam jagung panen sapi (TJPS) yang digalakkan Provinsi NTT di Kabupaten TTS mengalami gagal panen akibat curah hujan minim.

Sisanya 263,5 ha yang tersebar di tiga kecamatan, 11 desa berhasil.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTS, Otniel Neonane, Rabu (6/5), membenarkan lahan tanaman jagung program TJPS mengalami gagal panen.

Namun dia mengakui mayoritas lahan TJPS berhasil. Dari hasil ubinan yang dilakukan, hasil panen jagung mencapai 4-6 ton per hektar. Saat ini jagung hasil panen sementara dipipil para petani.

"Ya, memang ada lahan yang gagal di Kecamatan Kualin. Tapi mayoritas berhasil," ungkapnya.

Untuk diketahui tiga kecamatan yang mendapat alokasi program TJPS adalah Kecamatan Amanuban Barat, Amanuban Selatan dan Kualin. Amanuban barat dialokasikan di Desa Tublopo dengan luas 27 ha, Kecamatan Amanuban Selatan dialokasikan di Desa Bena, Polo, Batnun dan Oebelo seluas 130 ha dan Kecamatan Kualin di Desa Toineke, Tuafanu, Kiufatu, Nunsunu, Oni dan Kualin seluas 193 ha.

Hasil panen jagung dalam program TJPS ini selanjutnya akan dibeli oleh PT Flobamora dengan harga Rp 3.200 per kilogram dan akan dijual kepada pihak ketiga di luar NTT.

"Kita rencana tanggal 12 Mei akan dilakukan pelepasan perdana ekspor jagung oleh Pak Gubernur NTT di Desa Tublopo. Untuk pelepasan perdana direncanakan akan dilepas sebanyak 50 ton jagung. Kita perkirakan ada 100 ton lebih jagung hasil TJPS ini," ujar Otniel.

Untuk tahun 2020 periode April-September, lanjut Otniel, Kabupaten TTS mendapat alokasi lahan TJPS sebanyak 2.000 ha. Seluas 1.000 ha lahan di antaranya terdapat di daerah Bena, sisanya menyebar di 32 kecamatan di TTS.

Ketika ditanyakan terkait ketersediaan air untuk tanam jagung, Otniel mengatakan, karena ditanam pada musim kemarau, otomatis akan mengandalkan air sungai, embung dan air permukaan lainnya yang masih tersedia.

Otniel optimistis program tersebut bisa berhasil walau dilakukan di musim kemarau.

"Untuk airnya kita pakai air permukaan yang masih tersedia. Kalau ditanam di musim kemarau hasilnya akan bagus karena pencahayaan cukup dan gulma lebih sedikit. Hasilnya akan lebih bagus," pungkasnya. *

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved