Virus Corona Diduga Hasil Rekaya DiungkapPeneliti Indonesia,Ada Semacam Struktur Buatan yangDitempel
Ada sejumlah pakar biologi yang menduga, virus corona adalah senjata biologis yang bocor mengingat daya tular dan daya mematikannya yang luar biasa ce
Virus corona termasuk virus RNA yang punya tingkat kesalahan dalam pembelahan yang lebih tinggi dibandingkan virus DNA. Virus ini berkembang dalam tiga gelombang, virus corona Wuhan belum diketahui ada di tahap mana.
"Gelombang satu itu biasanya tinggi penyebarannya, kemudian diikuti oleh patogenesis yang tinggi. Kemudian mengalami mutasi agak landai pada wave kedua.
Apakah dia pada wave ketiga mengalami percepatan lagi karena ini virus RNA itu akan selalu mengalami perubahan yang disebut mutasi.
Baca Juga: Lima Hal Yang Harus Diingat Sebelum Membeli Polis Asuransi Kesehatan
Jadi saya lihat ada sedikit menarik dari virus corona ini karena sudah lebih dari satu bulan dia memiliki kestabilan yang sangat kuat, biasanya RNA tidak seperti itu," ujar Nidom menganalisis.
Karena banyak keanehan pada virus Corona ia menyarankan pakar internasional berkumpul. Karena virus ini tidak bisa diatasi hanya dengan seminar.
"Jadi kalau di internasional itu saya melihat belum ada keterbukaan secara penuh bahwa ini aspek kemanusiaan yang berkaitan dengan kesehatan. Jadi harusnya pakar internasional berkumpul untuk menentukan aspek berikutnya," pungkasnya.
* Obat Ampuh Corona
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung langkah pemerintah Amerika Serikat untuk mengembangkan obat Remdesivir.
Remdesivir diyakini bisa menjadi obat virus corona (Coronavirus) atau Covid-19.
Uji coba klinis terhadap Remdesivir menunjukkan bahwa obat ini tampaknya efektif dalam mengurangi waktu pemulihan untuk pasien Covid-19, kata seorang pejabat WHO.
CNBC memberitakan, WHO akan berbicara dengan pemerintah Amerika dan Ilmuwan Gilead Sciences Inc tentang bagaimana obat antivirus Remdesivir dapat dibuat tersedia secara lebih luas untuk mengobati Covid.
Gilead Sciences Inc adalah produsen obat-obatan, termasuk di antaranya Remdesivir, di Amerika Serikat.
WHO menyambut data terbaru dari uji klinis yang dijalankan pemerintah AS yang menunjukkan obat itu tampaknya efektif dalam mengurangi waktu pemulihan bagi pasien Covid-19,
Dr Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan di kantor pusat Jenewa, hari ini bahwa WHO menyambut data terbaru dari uji klinis yang dijalankan pemerintah AS terhadap Remdesivir.