Hardiknas Tanpa Upacara, Siswa Tetap Mengerjakan Tugas Daring

Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas) tahun 2020 tak lagi dirayakan dengan upacara bendera seperti tahun-tahun sebelumnya

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Hardiknas Tanpa Upacara, Siswa Tetap Mengerjakan Tugas Daring
POS-KUPANG.COM/Intan Nuka
Novena Pegan sementara mengerjakan tugas secara daring, Sabtu (2/5/2020)

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas) tahun 2020 tak lagi dirayakan dengan upacara bendera seperti tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 secara global membatasi sejumlah aktivitas di luar rumah, termasuk upacara bendera yang menuntut adanya konsentrasi massa di suatu tempat.

Novena Pegan (16), siswa kelas X SMA Seminari San Dominggo Hokeng, Flores Timur merasakan perbedaan perayaan Hardiknas itu. Ia berkisah, setiap tanggal 2 Mei, ia bersama semua siswa seminari dan SMA PGRI Hokeng mengikuti upacara bendera bersama di lapangan bola seminari. Namun, kali ini ia tidak lagi merasakan hal tersebut. Kini, ia berkutat dengan tugas-tugas yang dikirim secara daring dari para guru di Flores setiap hari.

Hardiknas 2020, Ini Harapan Guru di Kabupaten Mabar

"Terlalu banyak tugasnya, tapi mau bagaimana lagi, saya kerja saja," katanya sambil tersenyum. Tugas-tugas yang diberikan beragam, mulai dari analisis cerita pendek, novel, hingga membuat makalah. Ia menggunakan laptop untuk mencari beberapa jawaban dan referensi tambahan untuk tugasnya.

Adiknya, Angelo Pegan (12) juga merasakan hal yang sama. Ia menghabiskan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas secara daring dari para guru. Siswa kelas VII SMPK St. Antonius Padua Kefamenanu ini berujar, guru selalu mengirimkan tugas lewat grup whatsapp orang tua. Ulangan juga sudah dilakukan secara daring. "Saya berharap covid-19 segera berakhir, saya rindu asrama," katanya singkat.

Akibat Pandemi Covid-19, Guru di Mabar Sedih Tak Bisa Ketemu Murid

Orang tua kedua pelajar ini, Jacoba, ialah guru kelas di SDK Don Bosko 3 Kupang. Walaupun hardiknas tidak dirayakan dengan upacara bersama, namun Jacoba menganggap bahwa semangat Ki Hajar Dewantara harus selalu ada. "Semangatnya untuk memajukan daerah ini," tandasnya.

Sebagai guru, Jacoba menilai bahwa sisi positif dari Covid-19 ialah orang tua juga mengambil alih peran guru di rumah dengan mendampingi anak mengerjakan tugas. Namun, peran guru tak akan tergantikan. Setiap hari, ia memberikan tugas sesuai jadwal pelajaran. "Ini bukan libur. Ini dirumahkan karena Covid-19," tambahnya.

Sementara itu, sebagai orang tua, ia selalu mendampingi dan mengawasi kedua anaknya itu untuk mengerjakaan tugas dan tidak menunda pekerjaan rumah tersebut. Apalagi, kedua anak tersebut bersekolah di luar Kota Kupang. Sehingga, komunikasi dengan guru terkait tugas-tugas harus selalu dilakukan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Intan Nuka)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved