Saat dikonfirmasi terkait hal itu, Pelaksana Harian Senior Manager (PLH SRM) General Affairs PLN UID Jakarta Raya M. Arief Mudhari menjelaskan bahwa tarif listrik tidak naik di semua golongan.
"900 itu ada 2 yang subsidi dan non subsidi. Rp/kWh keduanya beda. Tapi enggak naik tarifnya, tetap sesuai yang tertera di IG," katanya saat dihubungiKompas.com, Jumat (1/5/2020).
Tarif listrik tidak naik sejak 2017. Berikut ini rinciannya:
Tegangan rendah: Rp 1.467/kWh
R-1/900 VA RTM: Rp 1.352/kWh
Tegangan menengah: Rp 1.115/kWh
Tegangan tinggi: Rp 997/kWh
Lalu bagaimana dengan keluhan warganet yang merasa tarif listrik miliknya naik baru-baru ini?
Arief menjelaskan, pemakaian rumah tangga selamaWork From Home (WFH) rata-rata naik 1-3 persen.
Hal itu bisa terjadi karena anggota keluarga berkumpul di rumah. Akibatnya penggunaan barang-barang elektronik yang menyedot listrik ikut naik pula, seperti pemakaian televisi menjadi lebih lama, kipas angin yang terus menyala, pemakaian CPU yang terus-menerus dan sejumlah keperluan lainnya.
Tapi bagaimana dengan masyarakat yang tidak WFH?
Jika masih merasa mengalami kenaikan yang tidak wajar, masyarakat bisa memotret kWh-nya dan dikirim ke WA PLN saat tanggal baca bulan.
Jika ID Pelanggan dan hari baca sudah sesuai, silakan ketik angka stand kWh meter.
Ambil dan kirimkan foto kWh meter (angka harus terlihat jelas)
Selesai, PLN akan melakukan verifikasi data yang telah Anda kirimkan.
Infografik: Cara Bedakan Pelanggan PLN Subsidi dan Non Subsidi (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo )