Gerakan Berbagai Cerita di NTT : Seberangi Jembatan Pendidikan yang Sudah Dibangun

Mengajar (PKBM) Harapan Bangsa, sebuah lembaga pendidikan non formal yang dirintis sejak sepuluh tahun lalu.

Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Para warga belajar PKBM Harapan Bangsa tengah mengikuti berbagai aktivitas baik life skill maupun pendidikan penyetaraan/paket. 

Gerakan Berbagi Cerita di NTT, Jembatan Sudah Dibangun, Seberangilah

POS-KUPANG.COM--ADALAH Petrus Allung. Lelaki kelahiran Desa Kalondama, Kecamatan Pantar Barat, Kabupaten Alor, ini punya seabrek kisah menarik yang patut dibagikan kepada para pembaca. Dialah pendiri Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Harapan Bangsa, sebuah lembaga pendidikan non formal yang dirintis sejak sepuluh tahun lalu.

Lembaga ini beralamat di Jalan Bhakti Karya, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kini, setelah berjalan dengan beragam dinamika, PKBM ini sudah mencetak banyak lulusan. Tercatat sudah 5.687 orang dari berbagai program, terbanyak dari kesetaraan.

"Mereka yang sudah lulus boleh berbangga karena punya keterampilan. Sedangkan yang mengenyam paket A (SD), paket B (SMP) dan paket C (SMA) banyak yang sudah melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi," kata lelaki kelahiran 6 Februari 1977 ini.

Ketika ditemui Pos Kupang.com di PKBM Harapan Bangsa, Kamis (30/4/2020), Petrus yang biasa disapa Piet ini mengatakan, baru-baru ini ia menghubungi beberapa orang jebolan dari PKBM ini untuk bertestimoni. Intinya untuk memberi suport kepada para yunior agar tak boleh patah dalam belajar. Spirit dalam belajar harus terus menyala.

Satu di antaranya, kata Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) NTT Generasi Digital Indonesia, yakni Elis Sanam. Perempuan ini kini tengah merampungkan studi di Undiknas, Denpasar, Bali. Elis pun sudah berketetapan untuk mengikuti pendidikan magister di Australia. 

Petrus Allung
Petrus Allung (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Bagaimana Elis yang sudah menikah ini bisa surfive di Denpasar bersama keluarga? Piet mengatakan di Denpasar, Elis tetap bekerja sambil kuliah. Sesuatu yang sungguh membesarkan hati dan memberi nilai-nilai edukasi yang tinggi.

Yang membanggakan dari profil Elis kisah Piet, yakni daya juang yang tinggi untuk meraih pendidikan. Kisahnya, usai sebagai tenaga kerja wanita (TKW), ia menjadi tukang cuci pakaian di Hotel Ima Kupang. Sambil kerja, ia mendaftarkan diri di PKBM Harapan Bangsa. Pertama mengikuti paket A, paket B dan paket C. Ketika lulus paket C, Elis mengikuti seleksi dan lulus di Undiknas.

Yang lainnya, yakni Dina Noach dan Elmi Ismau yang dipercayakan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai staf khusus disabilitas. "Saya hanya ingin mengatakan rasa bangga bahwa output dari sini bisa bersaing dan mendapat kepercayaan di pasaran tenaga kerja," kata Piet, jebolan Fakultas Hukum Universitas PGRI Kupang ini.

Dina dan Elmi memiliki kekurangan secara fisik. Dina mengalami hambatan pada pertumbuhan fisik sedangkan Elmi terpaksa menjalani amputasi pada dua kakinya karena kecelakaan.

Para warga belajar PKBM Harapan Bangsa tengah mengikuti berbagai aktivitas baik life skill maupun pendidikan penyetaraan/paket.
Para warga belajar PKBM Harapan Bangsa tengah mengikuti berbagai aktivitas baik life skill maupun pendidikan penyetaraan/paket. (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Dalam keseharian, Piet selalu memberi spirit kepada warga belajar untuk selalu membangun optimisme. Membangun masa depan dengan belajar yang rajin atau mengikuti life skill dengan serius agar dapat sukses membangun masa depan serta menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.

Piet mengatakan, ia sudah membangun jembatan, silakan untuk seberangi. "Saya sudah membangun jembatan pendidikan ini. Silakan kalian seberangi untuk meraih kehidupan yang lebih baik," katanya.

Ia juga mengatakan tak punya konsep untung rugi dalam membangun dan merawat lembaga pendidikan ini. Namun, bagaimana untuk mengembangkan pendidikan ini agar lebih maju dari waktu ke waktu serta dapat menjadi jembatan kehidupan bagi banyak orang.

Sejak awal "janji suci" sudah Piet ikrarkan untuk membangun masa depan anak-anak di negeri ini melalui keterampilan (life skill) maupun pendidikan paket. Karena itu ia selalu siap untuk diganggu oleh siapa pun dari pagi hingga malam hari.

Para warga belajar PKBM Harapan Bangsa tengah mengikuti berbagai aktivitas baik life skill maupun pendidikan penyetaraan/paket.
Para warga belajar PKBM Harapan Bangsa tengah mengikuti berbagai aktivitas baik life skill maupun pendidikan penyetaraan/paket. (POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA)

Masih banyak lagi obsesi yang akan Piet lakukan, antara lain membangun universitas dan sebuah rumah sakit. Pertanyaan darimana ia mendapatkan biaya? Jawaban Piet sungguh biblis. "Karena ketulusan itu, banyak orang bakal membantu," katanya.

Polsek Kelapa Lima, Lakukan Patroli dan Himbauan Kepada Para Pedagang di Jalan Urip Sumohardjo

Pemdes Nataute Siapkan Masker dan Ember Cuci Tangan untuk Warga

Cegah Corona,35 Relawan Bantu Gugus Tugas di Sumba Timur

Sejumlah Janda Miskin di Nangaroro Terima Bantuan Ini dari Kementrian PUPR

PKBM ini menangani paket A, B dan C, PAUD, life skill, menjahit, desain grafis, komputer dan tataboga. (Laporan Reportera POS-KUPANG.COM, Paul Burin)



Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved