Safari Forkopimda Malaka ke Kecamatan Jangan Dipolitisir ke Hal Politik
mendengar dan memberikan penguatan kepada warga terkait pandemi corona yang tengah menyerang seantero dunia.
Penulis: Edy Hayong | Editor: Rosalina Woso
Safari Forkopimda Malaka ke Kecamatan Jangan Dipolitisir ke Hal Politik
POS-KUPANG.COM I MALAKA--Safari yang dilakukan unsur Forkopimda Malaka ke kecamatan dan desa-desa, jangan dipolitisir ke hal politik. Momen pilkada merupakan ranah penyelenggara Komisi Pemilihan Umum (KPU) sehingga warga jangan sampai "termakan" dengan informasi-informasi menyesatkan.
Safari yang dilakukan seminggu dua kali dilakukan Forkompimda merupakan bentuk tanggung jawab pimpinan daerah untuk melihat, mendengar dan memberikan penguatan kepada warga terkait pandemi corona yang tengah menyerang seantero dunia.
Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran, MPH menyampaikan hal ini di sela-sela kegiatan safari ke beberqpa desa di wilayah Malaka Tengah dalam memantau posko-posko Covid 19, Kamis (30/4).
Hadir saat ini, Kapolres Malaka, AKBP Albert Neno, Sekda Malaka, Donatus Bere, S.H, para Asisten Sekda, pimpinan SKPD juga pengurus TP PKK Kabupaten Malaka.
Bupati Malaka yang akrab disapa SBS ini menyatakan keheranannya terkait penilaian yang membias dari oknum tertentu dari kegiatan safari Forkompimda dan perangkat daerah terkait ke kecamatan dan desa di Malaka.
Penilaian yang diberikan, katanya, seolah-olah bupati mengumpulkan massa untuk tujuan politik. Apa yang dinilai tersebut, lanjutnya, sangat membias karena apa yang dilakukan ini sebagai bentuk tangggung jawab pemimpin di daerah terhadap rakyatnya terkait pandemi corona.
" Jangan Dipolitisir ke hal Politik. Saya sangat mengerti dengan kesehatan karena saya mantan Kadis Kesehatan NTT. Ini perbuatan mulia bukan dipolitisir yang bukan-bukan. Saya mau katakan, "Kalau tidak kuat diterpa angin, jangan jadi pohon yang tinggi. Kalau tidak punya tiang yang kuat jangan bangun rumah di pantai," ujar SBS dengan bahasa filosofis.

Menurutnya, tugas seorang pemimpin dalam situasi pandemi Covid 19 seperti saat ini, harus turun ke lapangan karena rakyat saat ini dilanda ketakutan dan cemas.
"Forkopimda turun untuk kasih motivasi melalui camat, kepala desa, tokoh adat, petugas kesehatan, tokoh masyarakat untuk tetap kuat hadapi corona. Ini virus jangan main-main karena sangat mematikan. Tugas pemimpin itu harus ada bersama warga untuk saling menguatkan. Saling memotivasi, saling bergandengan tangan memutuskan rantai penyebaran covid 19 di Malaka," tegas SBS.
Dirinya berterima kasih buat pengamat yang telah memberikan pemikiran daerah ini. Tapi sangat disayangkan kenapa baru sekarang memberikan penilaian dan pemikirannya.
"Dulu bencana banjir pengamat kemana mereka? Rumah rusak, rumah sakit penuh, tanggul rusak, ada dimana, lalu sekarang baru menilai Forkopimda ketika safari memantau rakyat terkait pandemi corona," katanya.
Bupati SBS mempersilahkan siapapun memberikan bantuan kepada warga dalam upaya meringankan beban hidup karena dampak pandemi corona. Namun, dalam memberikan bantuan tetap menaati aturan protokoler yang sudah diatur pemerintah.
• Benarkah Pria yang Tak Mampu Push Up Lebih dari 10 Kali Berisiko Terkena Penyakit Mematikan ini ?
• 6 Kebiasaan Buruk yang Bisa Bikin Kamu Terlihat Tua, Yuk Disimak ! Apa saja
• Patut Untuk Diketahui 8 Makanan Terbaik Panduan WHO Dapat Disimpan Selama Jalani Karantina Mandiri
• Saat Sahur dan Berbuka Puasa Tak Sengaja Anda Cegukan, Atasi dengan 4 Cara Berikut ! Dijamin Ampuh
"Bantu meringankan beban hidup warga tidak ada masalah asal jaga jarak. Kita di NTT belum diberlakukan PSSB, tapi tetap jaga jarak ikuti protokoler. Hubungi aparat setempat sehingga polsek bisa atur dengan tertib saat kegiatan pemberian bantuan," pesan SBS.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong)