Ramadhan 2020

Hikmah RAMADHAN: Melatih Anak Berpuasa

Sholawat dan salam selalu kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Hikmah RAMADHAN: Melatih Anak Berpuasa
ISTIMEWA
Chariul Pua Tingga

POS-KUPANG.COM - Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..Alhamdulillahi rabbil'alamiin, puji syukur sama-sama kita panjatkan atas rahmat Allah yang begitu banyak kita dapatkan, khususnya rahmat kesehatan dan umur panjang sehingga kita dapat perbanyak ibadah dengan berharap ridho Allah SWT.

Sholawat dan salam selalu kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.

Para pembaca Pos Kupang yang sangat saya hormati, pada kesempatan yang berbahagia di hari ke tujuh dalam bulan ramadhanmelalui tulisan ini saya ingin mengulas tentang melatih anak-anak kita berpuasa. Sebuah gambaran yang unik seringkali ditemui di jalan-jalan dan sekolahan.

Warga Ende Ancam Panah Pendatang

Kita melihat anak usia sepuluh tahunan, atau bahkan lebih dari itu yang dengan ringan menikmati makanan dan minuman yang segar di siang hari Ramadhan. Tentu kita bertanya-tanya dalam hati, apakah yang membuat sang anak tersebut tidak berpuasa di hari-hari Ramadhan ini?

Seandainya saja karena sakit dan kondisi fisik yang lemah, tentulah kita tidak akan mempermasalahkannya. Karena jangankan anak kecil, orang dewasa yang sakit pun dibolehkan untuk berbuka oleh syariat Islam yang indah dan manusiawi. Maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah anak tersebut tidak pernah dilatih dan diperintahkan berpuasa oleh orang tua mereka? Inilah yang akan sedikit kita bahas dan renungkan pada kesempatan kali ini. Bagaimana sesungguhnya Islam memberikan pandangan seputar anak-anak dan puasa Ramadhan.

Petani Milenial Pepaya California Organik di Kabupaten Kupang Beromzet Rp 60 Juta Per Bulan

Umat Islam para pembaca Pos Kupang yang setia, mungkin ada sebagian orang tua yang akan dengan mudah beralasan bahwa syariat Islam tidak mewajibkan anak-anak untuk berpuasa sehingga tidak perlu tergesa-gesa menyuruh mereka berpuasa sebelum waktunya atau sampai usia baligh yaitu usia 7 tahun bagi laki-laki dan 9 atau 10 tahun bagi perempuan.

Alasan ini memang terlihat benar pada satu sisi, karena tidak ada kewajiban ibadah apapun begitu pula puasa Ramadhan. Kepada mereka yang belum baligh, Rasulullah SAW bersabda yang artinya "Diangkat pena catatan amal dari tiga orang: orang gila yang hilang akalnya sampai sadar kembali, orang tidur sampai ia bangun, dan anak kecil sampai ia bermimpi (baligh) " (HR Abu Daud).

Maksud dari hadits tersebut di atas adalah Allah tidak mencatat amal baik maupun buruk atau dengan kata lain tidak diperhitungkan amalnya dari ketiga orang yaitu orang gila, orang tidur, dan anak kecil. Lantas apakah kita terus membiarkan mereka begitu saja tanpa melatih anak-anak kita untuk beribadah kepada Allah? Tentulah tidak demikian, amal ibadah terasa ringan, terasa nikmat, karena terbiasa dan terlatih.

Begitu pula dengan ibadah puasa yang sangat dominan sisi fisiknya. Jika tidak dibiasakan sejak dini, maka penundaan dari tahun ke tahun hanyalah mengakibatkan kesulitan yang bertambah tambah. Pepatah hikmah mengatakan dengan indahnya, bahwa mendidik anak saat kecil bagaikan mengukir di atas batu. Susah memang tapi masih memungkinkan untuk dilakukan.

Sedangkan mendidik orang tua bagaikan mengukir di atas air, hampir-hampir tidak pernah kita bayangkan bagaimana melakukannya.

Para pembaca setia Pos Kupang yang dirahmati Allah SWT. Anak-anak kita memang belum wajib untuk berpuasa, tapi kita sebagai para orang tua mempunyai kewajiban untuk mulai mengenalkan dan melatih anak-anak kita untuk berpuasa. Kewajiban ini sudah diisyaratkan begitu jelas dalam Al-Qur'an, sebagai panduan bagi orang tua untuk melakukan langkah-langkah yang jelas dalam mengarahkan anaknya dalam beribadah.
Allah SWT berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, dan yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan "(QS At-Tahrim : 6). Setiap orang tua yang mentadabburi dan memahami ayat ini tentulah segera tergerak dan merasa bertanggung jawab untuk mengenalkan ibadah puasa kepada anak-anaknya. Kita juga mempunyai contoh teladan dari Rasulullah yang mulia dalam masalah ini.

Bukan hanya dalam masalah ibadah, bahkan dalam masalah etika dan akhlak pun beliau telah mengajarkan kepada anak-anak yang belia, tanpa memandang usia apalagi baligh tidaknya. Dalam suatu kesempatan makan bersama anak kecil, beliau mengajarkan kepada seorang anak tentang bagaimana adab makan. Beliau bersabda:

"Wahai anakku, sebutlah nama Allah , makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang dekat terlebih dahulu".(HR Muslim). Hadits di atas menunjukkan bagaimana pentingnya memulai mengenalkan kebaikan sejak kecil.

Para pembaca setia Pos Kupang yang di rahmati Allah SWT. Ada lima hal yang perlu kita cermati dalam masalah melatih anak berpuasa, yaitu: yang pertama memberikan pemahaman yang sederhana tentang puasa, anak kecil usia tujuh tahun bahkan kurang, pada saat ini telah mampu dengan mudah untuk diajak dialog. Semakin ia mengetahui alasan dan pentingnya berpuasa, maka akan semakin mudah melatihnya berpuasa. Anak-anak kita pun akan menjalankannya dengan lebih ringan saat meyakini apa yang dilakukannya berpahala.

Kedua, memberikan motivasi dengan cara memberinya hadiah. Ketiga, persiapan puasa yang matang, dalam artiannya di masa pertumbuhan anak-anak kita juga perlu memperhatikan makanan yang dihidangkan saat sahur dan berbuka puasa untuk anak-anak, tentunya mengandung gizi yang baik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved