Pasien PDP Meninggal Dunia, 2 Warga SBD Positif Corona
Pasien dalam pengawasan ( PDP), David Yusuf Navi (60) meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Pasien dalam pengawasan ( PDP), David Yusuf Navi (60) meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Prof Dr WZ Johannes Kupang, Senin (27/4). David menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 09.40 Wita.
Beberapa jam kemudian, Jenazah David Yusuf dimakamkan di RT 08 RW 07 Desa Sulamu, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang. Proses pemakaman sesuai protokol kesehatan.
David Yusuf dirawat sejak tanggal 24 April. Dia masuk dengan keluhan demam, sesak nafas serta batuk lendir.
• Respon Bupati Deno Saat Terima Bantuan APD dari BKKBN NTT
Sebelumnya, jenazah David Yusuf dijemput tim dari Kabupaten Kupang di antaranya Kasat Polisi Pamong Praja, Kasat Lantas Polres Kupang, petugas Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kupang dan pihak keluarga.
Jenazah dibawa ke Sulamu dengan menggunakan mobil ambulans nomor polisi DH 210 WC, dikawal oleh Patwal Polres Kupang.
Ayah tiga orang anak ini menderita TBC, infeksi paru-paru, gula darah, sesak nafas dan batuk berlendir.
Rombongan yang membawa jenazah David Yusuf tiba di Sulamu pukul 13.25 Wita. Selanjutnya, jenazah David Yusuf dimakamkan di halaman rumahnya pada pukul 13.39 Wita. Petugas pengusung peti jenazah menggunakan hazmat baju anti virus mirip pakaian astronot. Proses pemakaman berjalan aman dan lancar.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 NTT, Dominikus Minggu Mere mengatakan, sesuai dengan diagnosa dokter, pasien tersebut merupakan pasien TBC dan mengidap pneumonia.
Menurutnya, karena kondisinya menyerupai indikasi Covid-19 maka oleh dokter, pasien tersebut ditetapkan sebagai PDP.
"Pasien itu tidak memiliki riwayat perjalanan dari daerah yang terpapar. Pasien juga tidak punya riwayat kontak dengan pasien Corona atau sebagainya, tetapi untuk menjaga ditetapkan sebagai PDP," ujarnya saat dikonfirmasi, Senin malam.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 NTT, Marius Ardu Jelamu menambahkan, pasien tersebut ditangani dengan protokol tatalaksana penanganan pasien Covid-19.
"Almarhum punya penyakit penyerta TBC dan pneumonia, sehingga tidak selamanya orang meninggal kita identikan dengan Corona. Tetapi proses penanganan dan pemakaman tetap mengikuti protokol kesehatan dan protokol pemakaman pasien Covid-19," jelas Marius.
Menurut Marius, siapa pun yang berstatus ODP, PDP atau tertular virus maka tetap menggunakan protap penanganan tatalaksana Cobid-19.
Ia menyebut sebanyak 31 PDP yang tersebar di NTT dinyatakan sembuh. Sementara saat ini, ada 11 pasien masih dirawat di rumah sakit, delapan pasien dipantau di rumah.
Dengan adanya peningkatan jumlah pasien yang sembuh, lanjut Marius, Pemprov NTT mengimbau warga terutama yang saat ini sedang menjalani masa karantina untuk tetap mengikuti protokol kesehatan.
"Kondisi saat ini, sebanyak 479 orang sedang dalam karantina. Kita harapkan dari 436 orang yang karantina mandiri dan 51 yang menjalani karantina terpusat agar tetap mengikuti protokol sehingga kondisi kesehatannya terjaga," ujar Marius.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata NTT ini merinci berdasarkan data yang masuk dari Dinas Kesehatan di 22 kabupaten/kota. Hingga Senin malam, jumlah orang tanpa gejala (OTG) mencapai 351 orang. Sebanyak 40 orang di antaranya telah selesai dipantau.
Adapun ODP sebanyak 1.609 orang, PDP 57 orang, dan konfirmasi sembuh sebanyak 1 orang. Hingga saat ini, 23 sampel yang dikirim untuk pemeriksaan swab belum diketahui hasilnya. Sementara dari 51 sampel dari 75 yang dikirim dinyatakan negatif.
Positif Corona
Bupati Sumba Barat Daya (SBD), dr Kornelius Kodi Mete mengatakan ada dua warga SBD positif Corona. Hal itu berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan tim kesehatan terhadap para pelaku perjalanan.
Menurut Kodi Mete, pengujian rapid test untuk mendeteksi secara cepat terhadap tubuh seseorang, apakah ada reaktif atau non reaktif Corona.
"Bila reaktif berarti dalam tubuh seseorang positip terinfeksi virus tertentu. Virus tersebut apakah virus Corona atau virus lainnya," kata Kodi Mete seusai memimpin apel yang dihadiri Tim Gugus Tugas Penanganan Virus Corona SBD di lapangan Galatama Tambolaka, Senin (27/4/2020).
Ia menegaskan, untuk memastikan seseorang benar-benar positif terinfeksi virus Corona atau tidak harus melalui pemeriksaan swab di laboratorium.
"Tim gugus tugas akan melakukan pengambilan swab untuk dikirim ke laboratorium pengujian di Surabaya, Jawa Timur untuk memastikan apakah kedua orang tersebut benar-benar positip terinfeksi virus Corona atau virus lainya," katanya.
Menurutnya, pengujian sampel swab harus dilakukan sebanyak dua kali. Hanya saja, saat ini sedikit terkendala pengiriman swab ke laboratrium pengujian di Surabaya, karena tidak ada penerbangan pesawat.
Kodi Mete berharap ada perkembangan satu dua hari ke depan. Ada jalan keluar sehingga pengujian swab dapat dilakukan di laboratorium di rumah sakit di Pulau Sumba.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan NTT ini menyebut, saat ini terdapat 2.994 pelaku perjalanan. Sebanyak 90 orang berstatus ODP.
Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Pencegahan Penularan Covid-19 Kabupaten Sumba Barat, drg Bonar B Sinaga mengatakan, hingga Senin (27/4/2020) jumlah PDP menjadi dua orang. Tambahan satu orang adalah warga Desa Loda Pare, Sumba Barat yang memiliki riwayat perjalanan dari Surabaya.
Menurut Bonar, kedua (PDP) menjalani perawatan di RSUD Waikabubak. "Tim berencana melakukan pengambilan swab untuk dikirim pengujian lebih lanjut ke laboratorium Surabaya, guna memastikan apakah kedua PDP benar-benar tertular virus Corona atau terkena virus lainnya," kata Bonar ketika dikonfirmasi di Waikabubak, Senin (27/3) malam. (hh/pet)