Kejamnya Kim Jong Un Tega Eksekusi Mati Pamannya Ditelanjangi & Kurung Bersama 120 Anjing Kelaparan

Inilah salah satu bukti kekejaman Kim Jong Un,Tega Eksekusi Mati Pamannya,sampai ditelanjangi & dikurung bersama 120 anjing kelaparan

Editor: Adiana Ahmad
Tangkap layar koreaherald.com
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un 

Sama dengan sang kakak, Kim Yo Jong mendapat kemewahan di tengah kemiskinan yang melanda negara dan rakyat Korut.

Sejak kecil atau tepatnya saat berusia 9 tahun, ia dan Kim Jong Un telah disekolahkan di Swiss bersama para pengawal dan juru masak pribadi.

Sepulangnya dari Eropa, Kim Yo Jong pun melanjutkan pendidikan di Pyongyang, lalu masuk dunia politik di negaranya.

Bahkan saat sang kakak melakukan pertemuan penting dengan pemimpin negara yang sering berseteru dengan Korut, Kim Yo Jong ada di sana mendampingi kakaknya.

Termasuk pertemuan dengan pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu.

Kim adik digadang-gadang menjadi kandidat terkuat memimpin negeri komunis itu, karena putra Kim Jong Un dianggap masih terlalu muda.

Sementara kakak tertua mereka, Kim Jong Chul, dianggap sebagai playboy yang tak tertarik dengan politik sehingga tidak dianggap sebagai ahli waris.

Kemudian saudara tiri laki-lali, Kim Jong Nam, tewas diracun pada 2017, dengan saudara tiri perempuan Kim Sol Song juga tak dianggap penantang terkuat.

Sun Yoong Lee, pakar Korea asal AS, menuturkan Kim adik bisa lebih kejam dari kakaknya, bahkan mungkin melebihi ayah serta kakeknya.

"Dia harus menunjukkan kepemimpinannya dengan memprovokasi AS melalui uji coba senjata, atau mungkin serangan mematikan ke Korea Selatan," paparnya. 

* KIM Jong Un Absen Lagi dari Agenda Penting Kenegaraan, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Meninggal ?

Kim Jong Un adalah pria yang saat ini diketahui menjadi pemimpin tertinggi di Korea Utara.  

Namun, sejumlah rumor buruk terkait kondisi kesehatan orang nomor satu di negara yang ada di semenanjung Korea itu masih terus berhembus. 

Kebenaran di balik berbagai rumor negatif itupun terus menjadi teka-teki yang belum menemukan jawabannya. 

Terlebih, baru-baru ini pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan absen dalam beberapa agenda penting kenegaraan.

Terbaru, suksesor Kim Jong Il itu absen dari agenda perayaan Hari Ulang Tajun (HUT) angkatan bersenjata Korea Utara. 

Media Korea Selatan, Yonhap, melaporkan bahwa media negara tertutup itu sudah memulai perayaan 88 tahun berdirinya Tentara Revolusi Rakyat Korea (KPRA).

Perayaan HUT tentara Korea Utara pada Sabtu ini (25/4/2020) dilangsungkan tanpa kehadiran Kim Jong Un sebagai panglima tertinggi.

Hong Kong Satellite Television melaporkan bahwa Kim Jong Un meninggal.

Namun laporan tersebut belum terkonfirmasi oleh AS.

Kepada Newsweek, sumber dari Pentagon menerangkan bahwa militer Korut masih mempertahankan kesiapan mereka berdasarkan norma historis.

"Saat ini, belum terdapat bukti kuat bakal terjadinya perubahan signifikan dalam sektor pertahanan atau kepemimpinan nasional," ucap sumber itu.

Perayaan itu di tengah kabar China sebagai sekutu utama Pyongyang, mengirim tim berisikan dokter untuk memantau kondisi kesehatan Kim.

Terakhir kali Kim tampil di depan publik adalah saat memimpin rapat Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April lalu, dilansir Reuters.

Pejabat dari China, Rusia, maupun Presiden AS Donald Trump sama-sama membantah Kim mengalami kondisi kritis sejak operasi kardiovaskular pada 12 April.

Spekulasi mengenai kesehatan Kim muncul setelah dia absen pada perayaan Hari Matahari, yang notabene adalah kakekhya sekaligus pendiri Korut, Kim Il Sung, pada 15 April.

Setelah itu, Daily NK, media yang dikelola sebagian pembelot Korut, melaporkan bahwa Kim berada dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi kardiovaskular.

Kim Jong Un yang dilaporkan beristirahat di sebuah vila menjalani pembedahan itu sebagai dampak dari obesitas, kelelahan bekerja, dan fakta dia adalah perokok berat.

Namun beberapa pekan kemudian, KCNA yang merupakan media resmi Pyongyang merilis kabar Kim menerima karangan bunga sebagai peringatan setahun dia mengunjungi Rusia.

Reuters memberitakan, pemimpin yang diyakini berusia 36 tahun itu masih hidup dan segera tampil di muka publik dalam waktu dekat.

Meski begitu, ini bukan pertama kalinya sang pemimpin tertinggi hilang dari sorot kamera.

Pada 2016, dia sempat menghilang selama enam pekan.

Dia kemudian tampil menyapa rakyatnya sambil mengenakan tongkat.

Berdasar intelijen Korsel, dia menjalani operasi pengangkatan kista dari pergelangan kakinya.

 

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved