Syarat Virus Corona Bisa Turun Setelah Bulan Mei, Begini Catatannya Terkait Kedisiplinan
Terus sampai kapan situasi ini terus berlanjut, sebab masyarakat sudah mulai jenuh dengan kondisi ini sementara di sisi lain koran virus corona terus
Syarat Virus Corona Bisa Turun Setelah Bulan Mei, Begini Catatannya Terkait Kedisiplinan
POS KUPANG.COM -- Pendemi virus corona sudah membuat babak belur hampir di semua sendi kehidupan
Pemerintahan juga seakan hanya mengurusi masalah virus corona atau Covid-19 tanpa memperhatikan bidang lainnya
Sementara dunia investasi, olahraga dan aktivitas sosial masyarakat terhenti. Bahkan warga lebih memilih tinggal di rumah sesuai anjuran pemerintah
Terus sampai kapan situasi ini terus berlanjut, sebab masyarakat sudah mulai jenuh dengan kondisi ini sementara di sisi lain koran virus corona terus berjatuhan.
Bukan saja warga biasa yang menjadi korban, tetapi juga tenaga medis ikut menjadi korban
Dia Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden ( KSP) Brian Sriprahastuti menyebutkan, puncak pandemi Covid-19 diprediksi terjadi pertengahan Mei dan setelahnya mengalami penurunan Namun, ada catatan yang harus diperhatikan agar prediksi itu bisa terealisasi.
• TERBARU DATA CORONA 26 April, Kasus Covid-19 Bertambah 275 Kasus Jadi 8.882 di Indonesia
• Nagita Slavina & Raffi Ahmad Bongkar Kehidupan Glamour Selebriti Lokal Indonesia, Ternyata Begini
• Inilah Kim Yo Jong Adik yang Bakal Ganti Sang Kakak Pimpin Korea Utara, Wanita Ini Bisa Lebih Kejam
• Bunga Zainal Dikabarkan Pindah Agama Ikut Suami,Istri Sukhdev Singh Kepergok Siapkan Makanan Berbuka
Catatan yang dimaksud adalah apabila penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berjalan efektif.
"Kalau PSBB ini bisa berjalan efektif, harapannya kita maunya secepat mungkin selesai tetapi ada model yang dilakukan. Kemungkinan puncak akan terjadi pertengahan Mei kemudian akan menurun, tetapi ini dengan catatan kalau social distancing efektif," kata Brian dalam acara streaming Crosscheck bertema Resah Daerah Tangkal Wabah, Minggu (26/4/2020).
Artinya, kata dia, kedisiplinan masyarakat harus ditegakan. Sayangnya, dari hasil studi para ahli, diketahui masih banyak pergerakan orang keluar dari daerah transmisi lokal ke daerah lain.
Begitupun survei Kementerian Perhubungan (Kemnhub) yang menunjukkan pergerakan orang mudik yang justru sudah terjadi sebelum periode penerapan PSBB.
Pergerakan itu berasal dari Jakarta yang menjadi episentrum Covid-19 ke sejumlah daerah.
"Kita lihat saja kasus terbanyak, perhitungan saya sekitar 60 sampai 70 persen itu terjadi di DKI. Kalau ditambah dengan daerah penyangga Bodetabek, mungkin bisa menjadi 80 persen dari seluruh kasus di Indonesia," kata dia.
Menurut Brian, apabila pergerakan orang tersebut tidak diperhatikan, katanya, maka penyebaran Covid-19 ke daerah lain pun akan kian merata.
Studi lainnya juga menunjukkan bahwa 24 persen orang menyatakan bahwa mereka akan tetap mudik.